Jumat, 23 Februari 2018

THE EVE [PART 2]

THE EVE




Cast:
Lee Hana a.k.a Readers
Kang Jaehyun
Kang Jaehwan (Jihwan)
Shin Hyorin
Genre : Romance Fiction
Author : Chacha






PART 2
“Oh My God”


             Hana sampai di depan gedung setelah bertengkar dengan pri tak dikenalnya dan menunggu taxi yang lewat. Sebuah mobil melewatinya dan dia tertegun sejenak melihat orang di dalam mobil itu. Jantungnya seperti berhenti sejenak.

Hana: “Wajah itu...” ucap Hana lirih.
Mobil itu terus melaju, kemudian ia mengejarnya “Jihwan oppa!!” teriaknya. Tapi mobil itu terus menjauh dari nya. Hana terus mengejarnya. Ia melihat 2 orang pria di bangku belakang mobil itu, ia melihat Jihwan yang duduk di sebelah kiri mobil itu, namun ia hanya termenung melihat wajah itu. Ketika tersadar mobil itu sudah agak jauh, ia tetap mengejar dan memanggil nama Jihwan sambil menangis. Kemudian karena lelah mengejarnya ia terjatuh. “Jihwan oppa!” teriaknya sambil menangis.

Hana pulang dengan perasaan jengkel. Dia tidak menyangka dengan kejadian-kejadian tak terduga hari ini.
Hana: “Heol, hari ini benar-benar menjengkelkan. Bertemu dengan orang aneh, ditampar oleh orang tak dikenal, bertemu dengan Jihwan oppa tapi kehilangan jejaknya. Apa yang terjadi pada hidupku. Apa aku memang ditakdirkan untuk tidak mempunyai kebahagiaan sejak lahir?” gumamnya.
Setelah ia sampai rumah, ia langsung mandi untuk menyegarkan pikirannya. Kemudian ia melihat artikel lowongan pekerjaan yang sudah tiap hari ia lihat, tapi sampai detik ini tidak ada lowongan pekerjaan yang cocok dengan yang ia inginkan. Ia terus mencari lowongan pekerjaan hari itu. Setelah lelah mencari ia kemudian tertidur di mejanya. 
Ia terbangun ketika sinar matahari menerangi wajahnya. Ia tertidur diatas meja. Kemudian ponselnya berbunyi. Ia melihat siapa yang menelponnya pagi-pagi. Ternyata sahabatnya Jung Seulhee.
Hana: “Yoboseo? Ne Seulhee-ya?”
Seulhee: “Ya, Lee Hana, kau baru bangun?” 
Hana: “Oh! Wae? Kenapa kau menelponku pagi-pagi?”
Seulhee: “Ya, kau sedang mencari pekerjaan bukan? Kantorku sedang membuka lowongan pekerjaan sekarang.”
Hana: “Jinjja? Apakah kantormu juga membuka lowongan untuk penerjemah?” 
Seulhee: “Em... mungkin dibagian penerima pesanan luar negeri.”
Hana: “Heol... apa kau sedang bercanda? Tidak adakah pekerjaan yang lebih sesuai. Apa bedanya dengan pekerjaanku sekarang hah?”
Seulhee: “Tapi kan pekerjaan ini lebih sesuai denganmu sekarang, kau akan bekerja diperusahaan besar, dan di ruangan ber AC. Kau tak perlu berpanas-panasan lagi. Jika pekerjaanmu bagus, mungkin kau bisa dipromosikan nantinya. Bukankah kau bisa 5 bahasa sekarang?” 
Hana: “Ya... kau memang sahabatku Kim Seulhee. Tapi apa nama perusahaanmu itu?”
Seulhee: “Omo... kau tidak tahu perusahaan property terbesar Korea?  JaeHa Property.. kau tidak tahu?” 
Hana: “Ah... Jaeha... Kalau begitu tolong carikan aku rumah sewa.”
Seulhee: “Kau bisa tinggal dengan ku. Aku tinggal sendirian disini. Orang tuaku ada di Ilsan.”
Hana: “Baiklah kalau begitu. Aku akan mengirim lowongan pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaanku disini. Aku akan tiba di Seoul dalam 3 hari.”
Seulhee: “Baiklah, aku akan menunggumu dengan senang hati.” 
Hana: “Gomawo Seulhee ya.”
Hana menutup telponnya. Dan segera berangkat untuk bekerja. Sepulang kerja ia berkunjung ke kantornya dan menyampaikan surat pengunduran diri. Setelah itu ia membereskan semua berkasnya dan mengemasi barang di rumah nya. Dua hari kemudian ia terbang ke Seoul dan tinggal di rumah Seulhee. Ia kemudian menulis surat lamaran pekerjaan di perusahaan tempat Seulhee bekerja. Seulhee telah diangkat menjadi asisten  manager. Sementara itu Hana menunggu balasan surat lamarannya.

Dua minggu telah berlalu, ia mendapatkan balasan surat lamaran pekerjaannya. Dia harus menjalani sesi wawancara 2 hari kemudian. 
~Suatu ketika di malam di kamar Hana~
Seulhee: “Ya Lee Hana! Chukhaeyo! Apa aku bilang. Kau pasti diterima” masuk ke kamar Hana dan berbaring di ranjang Hana
Hana: “Ne.. gomawo.. jeongmal gomawo”
Seulhee: “Em... btw... Apa kau benar-benar tidak punya kekasih saat ini?”
Hana: “Apa kau punya?”
Seulhee: “Anio.. kenapa malah bertanya padaku?”
Hana: “Kau mencurigakan, kalau kau sedang jatuh cinta katakan saja!” 
Seulhee: “Aku tidak punya. Aku bertanya karena kita sudah lama tidak bertemu.”
Hana: “Aku tidak punya.”
Seulhee: “Apa kau masih menunggu cinta monyetmu itu hah?”
Hana: “Anio...”
Seulhee: “Lalu kenapa kau tidak pernah menerima setiap lelaki yang menyukaimu?”
Hana: “Mungkin aku tak akan pernah menikah.”
Seulhee: “Apa maksudmu? Kau harus menikah Lee Hana.”
Hana: “Aku ingin mengurus panti asuhan tempat ku tinggal dulu. Jika aku menikah, aku tidak akan bisa mengurus panti.”
Seulhee: “Kau memang berhati baik, tapi kau akan membutuhkan cinta Lee Hana.”
Hana: “Cinta anak-anak panti sudah cukup bagiku.”
Seulhee: “Hmm.. baiklah.. Oh ya..  Kau tahu direktur kita itu yang terbaik. Bak seorang pangeran. Pangeran pertama adalah Kang Jaehwan, dia adalah CEO perusahaan kita, dengan paras yang sangat menawan serta keramahan dan kelembutannya banyak dikagumi oleh karyawannya. Pangeran kedua adalah Kang Jaehyun, dia adalah direktur utama kita, sikapnya yang cool dan tegas sangat mempesona. Mereka berdua adalah pangeran perusahaan kita.” Sambil tersenyum lebar.
Hana: “Kau tidak tahu mereka di belakang. Mereka pasti anak orang kaya yang manja.”
Seulhee: “Haih... Kau hanya belum tahu mereka. Tapi saat ini mereka masih ada perjalanan bisnis ke Jepang, mungkin akan kembali dalam 1 minggu.”
Hana: “Baiklah akan ku nantikan pangeran negeri dongengmu itu. Ah... malam itu aku bertemu dengan pria brengsek.” Sindir Hana.
Seulhee: “Siapa maksudmu pria brengsek itu?”
Hana: “Molla... di acara pernikahan Minyoung, tiba-tiba dia menyeretku ke balkon dan menuduhku menipu dan mencampakannya. Aku rasa gadis yang dia maksud sangat mirip denganku. Bahkan dia menamparku, mungkin dia sangat membencinya. Aku sangat kesal hari itu.”
Seulhee: “Kau tidak menghajarnya? Bukankan itu kebiasaanmu? Kau jago berkelahi kan saat SMA. Jangan-jangan kau lupa cara berkelahi didepan pria?” 
Hana: “Jangan bicara sembarangan. Aku meninggalkannya. Saat aku menunggu taksi, sebuah mobil lewat.”
Seulhee: “Apa pria itu datang lagi?” 
Hana: “Anio, aku melihat Jihwan oppa di dalam mobil itu.”
Seulhee: “Kau tidak menghentikannya?” 
Hana: “Aku mengejarnya, tapi mobilnya semakin jauh dan aku terjatuh. Jadi aku hanya bisa menatap mobil itu pergi.”
Mereka kemudian tidur setelah menceritakan semua hal yang ingin mereka ceritakan satu sama lain.

~Di hari wawancara~
Wawancara Hana berjalan lancar. Ia berhasil menjadi karyawan perusahaan itu di kantor bagian komunikasi, meskipun dia hanya sebagai layanan telepon dari luar negeri. Ia sangat bahagia satu persatu langkahnya akan membuat ia menggapai impiannya. Ia sangat mempersiapkan untuk hari pertamanya. 
Seulhee: “Kau tampak sangat antusias.. Sudah lama aku tidak melihatmu sangat bersemangat seperti ini.”
Hana: “Jinjja? Heih... kau saja yang tidak perhatian pada ku.”
Hana menjalankan hari pertamanya dengan baik, ia menerima lebih dari 30 kali telepon. Hari-hari nya begitu lancar hingga hari dimana direktur yang sedang ditunggu-tunggu datang. Pagi itu semua karyawan berbaris dengan rapi, seperti biasanya saat menyambut kedatangan direktur pagi hari. Hana bingung dengan suasana yang ia rasakan sekarang. Karena di hari pertamanya ia tidak pernah merasakan suasana untuk menyambut direktur di pagi hari. Hari ini direktur baru datang dari Jepang.

~Di Departemen Komunikasi~
Manager: “Hana-shi..”
Hana: “Ne?”
Manager: “Bisa kau antar tumpukan berkas ini ke bagian management pusat? Kemudian bergegaslah untuk menyambut kedatangan direktur. Saya pergi lebih dulu untuk mmenyambut kedatangan direktur.” 
Hana: “Ne. Ah... manager-nim. Apakah saya harus ikut untuk menyambut direktur?”
Manager: “Itu adalah tradisi di perusahaan ini. Semua karyawan harus ikut untuk menyambut direktur di lobi. Jadi kau segera bergegaslah.”
Hana mengantarkan tumpukan berkas-berkas tersebut. Sedangkan semua karyawan berbondong-bondong untuk pergi ke lobi.
Hana: “Apakah direktur sudah datang? Bagaimana ini, berkas yang harus diantar masih banyak. Aku tidak bisa mengantarnya sekaligus. Baiklah aku akan membawanya sekaligus.”
Hana membawa berkas tersebut dengan terburu-buru, kemudian ia membuka pintu perlahan dan keluar dari ruangan. “Brak” ia menabrak sesuatu dan terjatuh. 
Hana: “Josonghamnida.” Ucapnya sambil membungkukkan tubuhnya. Kemudian ia sedikit mendongakkan wajahnya untuk melihat siapa orang yang ia tabrak. Ia kemudian terkejut menatap siapa orang yang sedang berada di hadapannya.
Hana: “Kau!”
“Apa yang sedang kau lakukan disini? Apa kau mengikutiku kesini Shin Hyorin? Apa kau ingin menipu orang lagi ditempat ini? Ini adalah tempat ku kau tahu betul itu-kan?” ucap pria itu sinis.
Hana: “Ya!! Sudah ku bilang namaku Lee Hana. Apakah kau tidak salah berbicara? Kau yang mengikutiku kemari kan? Dasar brengsek.”
“Mwo?” ucap pria itu marah.
Seulhee kemudian datang dan menarik Hana. 
Seulhee: “Josongnghamnida depyeo-nim. Dia pegawai baru, jadi masih belum tahu dengan tata tertib disini.”
Seulhee menarik Hana dari hadapan Jaehyun (Direktur utama).
Jaehyun: “Siapa managernya?”
Manager: “Josonghamnida depyeo-nim.”
Jaehyun: “Apa kau sudah mengajarkan anak buahmu dengan baik? Aku tidak mau ada kekacauan seperti ini lagi.”
Manager: “Ne depyeo-nim, josonghaeyo.”
Jaehyun kemudian langsung meninggalkan tempat itu dan pergi keruangannya.
Hana: “Depyeo-nim?? Apa maksudmu dia direktur itu?”
Seulhee: “Kau sudah gila? Kenapa kau berkata buruk pada nya? Apa kau ingin dipecat?”
Hana: “Dia pria yang aku bicarakan tempo hari, pria yang aku temui di malam pernikahan Minyoung di pulau Jeju.”
Seulhee: “Mwo?”







To Be Continue.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar