Senin, 17 November 2014

Day By Day Part 2 [EXO FF]





Day By Day

 

Author              : Lee Yoonhee
Main Cast        : Xi Luhan, Min Sehyeon (reader)
Other Cast       : Byun Baekhyun, Seulgi, Choi Sulli, Jung So Min.
Genre               : Romance

~PART 2~


~Luhan POV~
[Rumah Luhan]
            “Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja? Kenapa ini harus terjadi? Bahkan tidak ada kabar apapun darinya. Oh...  Diarynya!!” gumam Luhan di kamarnya.
Luhan mengambil buku Diary Sehyeon yang terlempar saat kecelkaan. Namun Luhan bingung, dia akan membacanya atau tidak, karena itu adalah privacy orang lain.
“Di dalam sini pasti banyak tertuang perasaannya. Apa mungkin dia benar-benar tidak ada perasaan padaku?” gumamnya.
Kemudian Luhan membaca sedikit demi sedikit isi diary Sehyeon. Ketika sedang membuka-buka diary Sehyeon, dia menemukan tertulis namanya.\
“Luhan!” ucap Luhan.
“Dia menulis namaku.” Ucapnya.
Luhan pun membaca lagi diary Seohyeon yang tertulis namanya.

Dear Diary,
            Aku tak mengerti dengan perasaan ini. Aku merasa senang dia menggodaku seperti ini. Apa aku menyukainya? Xi Luhan! Tapi aku tahu bahwa dia hanya menggodkua, dia tidak benar-benar menyukaiku. Bahkan dia pernah bertanya “Maukah kau menjadi isteriku?”, juga mengajakku menikah. Namun semua itu hanyalah godaan, tak sepenuhnya dari hatinya. Memang, ketika dia mengatakannya terlihat seakan serius, bahkan aku hampir percaya bahwa dia benar-benar menyukaiku, tapi beruntung Seulgi selalu mengingatkanku untuk tidak percaya dengan kata-katanya.

Dear Diary,
            Apa arti mimpi ini?? Semalam memang aku berdo’a untuk diberikan petunjuk siapa seorang lelaki yang akan menjadi jodohku, dan aku bermimpi tentang seorang lelaki. Namun mengapa, mengapa harus dia yang muncul dalam mimpiku? Kenapa harus Luhan yang muncul dalam mimpiku?? Apakah itu adalah petunjuk dari Tuhan???? Benarkah itu??? Tapi hal itu sangatlah meragukan.

Dear Dairy,
            Astaga, kenapa ini terjadi lagi??? Setiap kali aku meminta petunjuk akan jodohku, selalu dia yang muncul, selalu Luhan yang muncul. Ini sudah mimpi yang ke-8 kalinya. Tetap dia yang hadir dalam mimpiku. Mungkinkah ini benar-benar petunjuk dari Tuhan???
“Ternyata memang benar. Dia sempat menyukaiku. Tapi sekarang dia tidak meyukaiku lagi. Apa benar aku hanya memberi harapan palsu? Tapi bukan itu maksudku. Tapi... kau tak tahu Sehyeon, dulu aku memang benar-benar menyukaimu. Namun kau begitu cuek terhadapku, dan kau seperti tak pernah menghiraukanku saat aku bicara padamu. Karena itulah aku mendekati orang lain dan aku sempat cinta mati pada Yoona. Hah... mianhae Sehyeon.” Ucap Luhan.
Luhan pun membaca halaman berikutnya.


Dear Dairy,
            Luhan pernah memintaku untuk menatapnya saat dia bicara padaku. Namun dia tak tahu, saat aku tidak bisa menatap mata seorang lekali, itu artinya aku menyukainya. Aku sempat berharap semoga dia benar-benar jodohku. Namun, entah mengapa lambat laun perasaan itu menghilang, dan perlahan aku bisa menatap matanya.
“Dia menyukaiku??? Kenapa kau tak mengatakannya sejak awal? Benarkah tentang mimpi itu?? Hmm... ini semakin membingungkan. Semua ini salahku. Bila kau tahu aku sempat menyukaimu juga. Aku ingin tahu apa yang akan kau lakukan.” Gumam Luhan.

~Luhan POV End~

~Author POV~
[Keesokan harinya di Kampus]
            Kuliah akan segera dimulai. Tak lama kemudian dosen pun masuk kelas. Beliau mengumumkan tentang keadaan Sehyeon.
“Selamat pagi!” sapa dosen.
“Pagi” jawab mahasiswa.
“Em.. anak-anak, ada kabar buruk mengenai teman kalian Sehyeon. Kemarin sepulang dari kampus Sehyeon mengalami kecelakaan yang cukup parah. Bahkan orang tuanya berkata semalam dia sempat meninggal. Namun Tuhan masih menghendaki dia untuk hidup. Sekarang dia telah melewati masa kritisnya, namun dia masih dalam keadaan koma. Dia mengalami patah tulang kaki. Jadi sekarang dia cuti, entah sampai berapa lama masih belum di ketahui. Untuk itu mari kita berdo’a bersama untuk kesembuhannya. Berdo’a mulai!!    Selesai!!” ucap dosen.
Semua teman kelasnya terkejut mendengar berita ini. Dalam satu kelas hanya Luhan, Seulgi dan Baekhyun yang tahu akan berita tersebut. Seulgi tak kuasa menahan tangisnya mendengar berita itu lagi.
“Aku melihat kejadian itu.” Ucap Luhan.
“Jinjja?” tanya Baekhyun.
“Ne, aku tidak tega melihatnya berlumuran darah.” Ucap Luhan.
“Ternyata kau laki-laki yang diceritakan ibunya Sehyeon. Bibi Yumi mengucapkan terima kasih padamu.” Ucap Seulgi.
“Kejadian itu seperti sebuah mimpi.” Ucap Luhan an Baekhyun.

~2 Bulan Kemudian~
Luhan baru saja tiba di kampus. Dia berjalan menuju ruang kelasnya, dia melewati sebuah tangga. Ketika dia akan berbelok, dia menengok ke belekang. Dia melihat seorang gadis cantik sedang berjalan menuju kearahnya. Gadis itu pun terhenti dan melihat kearahnya, dan Luhan yang juga menatapnya. Mereka terdiam sesaat, dan akhirnya Luhan berbalik dan melanjutkan langkah kakinya. Dalam hatinya dia berkata “Dia mengingatkanku pada Sehyeon.” Luhan memasuki ruang kelasnya. Tak lama kemudian dosen datang.
“Emmm.. anak anak, kita ada teman baru yang akan bergabung kembali dengan kita. Masuk nak.” Ucap dosen.
Seorang gadis memasuki ruang kelas. Semua pasang mata tertegun melihatnya. 
“Apa kalian masih mengingatnya?” tanya dosen.
“Sepertinya saya pernah melihatnya. Dia mirip Sehyeon” Ucap seorang mahasiswa.
“Saya pikir kalian masih ingat siapa saya. Saya Sehyeon teman lama kalian. Namun, saya minta maaf sebelumnya, mungkin saya perlu waktu untuk mengingat kalian.” Ucap Sehyeon.
“Apa maksudmu?” tanya Baekhyun.
“Karena kecelakaan beberapa waktu lalu, beberapa tulangku patah, dan saya mengalami amnesia. Bahkan orang tuaku melarang temanku untuk datang kerumah sementara waktu. Jadi, aku minta maaf bila saya tidak mengingat kalian semua. Mohon bantuannya.” Ucap Sehyeon sambil menundukkan kepala.
Sehyeon duduk di bangku yang dulu selalu didudukinya di sebelah Seulgi. Penanpilan sehyeon yang sedikit berubah dan membuatnya menjadi lebih cantik membuat teman-teman kelasnya tidak mengenalinya. Bahkan Luhan, Baekhyun dan Seulgi pun tidak langsung mengenalinya. Luhan berkata dalam hatinya “Ternyata benar gadis yang ku lihat di tangga tadi adalah Sehyeon, dia telah kembali. Dia membuatku tidak mengenalinya setelah 2 bulan. Bahkan selama ini aku terus mengulang-ulang membaca diary-nya. Dan kini saatnya aku mengembalikannya.” Sepanjang perkuliahan Luhan selalu melihat kearah Sehyeon dan sesekali Sehyeon melihat kearahnya.
            Sepulang kuliah, lagi-lagi Luhan pulang paling belakang, dan ketika itu Sehyeon juga pulang belakangan. Luhan menikuti Sehyeon dari belakang. Dia mengikuti setiap langkah Sehyeon. Tibalah Sehyeon di sebrang halte. Luhan terhenti dan melihat Sehyeon dari kejauhan. Ketika Sehyeon akan menyabrang, tiba tiba “Tiiinn”. Sehyeon yang terkejut sontak melangkahkan kakinya ke belakang. Tiba-tiba dia terduduk dan memegang kepalanya. Luhan yang melihatnya dari jauh langsung berlari ke Sehyeon yang sedang merasa kesakitan.
“Sehyeon, kau baik-baik saja?” tanya Luhan.
“Kepalaku sakit.” Kata Sehyeon sambil memegang kepalanya.
Luhan menyandarkan kepala Sehyeon di bahunya dan Sehyeon masih tetap memegangi kepalanya sambil memejamkan mata.
“Kau baik-baik saja?” tanya Luhan sekali lagi.
“Aku... aku mengingat sesuatu. Aku melihatmu, apa aku tertabrak di sini? Apa kau melihatku saat itu?” tanya Sehyeon sambil menatap Luhan.
“Hemm, kau benar. Aku memang ada disini ketika kau tertabrak. Akupun yang membantu membawamu ke rumah sakit. Apa kau ingat siapa aku?” tanya Luhan.
“Hmm, sepertinya aku pernah melihatmu. Apa namamu Lu han?” tanya Sehyeon.
“Bagaimana kau bisa tahu diriku? Apa Seulgi yang memberitahumu?” tanya Luhan.
“Ne, sebelumnya Seulgi memang yang memberitahuku. Tapi, sebelum aku tersadar dari koma, aku ingat, aku pernah melihatmu dalam mimpiku.” Jelas Sehyeon.
“Jinjjayo? Maukah kau ku antar pulang?” tanya Luhan.
“Tidak perlu. Aku akan pulang sendiri. Gomawo!” ucap Sehyeon.
“Geurae. Oh.. tunggu dulu!” ucap Luhan.
“Wae geurae?” tanya Sehyeon.
“Em.. ini milikmu.” Ucap Luhan sambil menyodorkan sebuah buku.
“Buku apa ini?” tanya Sehyeon.
“Ini buku Diary-mu. Saat kau kecelakaan buku ini terlempar dan aku memungutnya. Mian, aku membaca sedikit isinya.” Jelas Luhan.
“Gomawo, kalau begitu aku pulang dulu.” Ucap Sehyeon tersenyum.
“Ne, hati-hati!” ucap Luhan juga tersenyum.
Percakapan mereka berakhir sampai disitu, merekapun pulang.
~Author POV End~

~Sehyeon POV~
            Dalam perjalanan pulang aku membaca sedikit demi sedikit isi diary itu. Aku terkejut ketika menemukan kenyataan antara diriku dan Luhan. Sedikit demi sedikit aku berusaha memahami isi diary ini dan berusha menghafal siapa saja orang yang dekat denganku. Ada pasangan kekasih Baekhyun Seulgi. Seulgi yang merupakan sahabat dekatku, juga banyak tertukis nama Luhan. Setelah membacanya aku terkejut dengan kenyataan yang terjadi. Semua yang terjadi pada kita bukan yang sebenarnya, bukan dari hatinya. Namun aku sempat menyukainya walau hanya sesaat. Bahkan dalam komaku dia hadir, bahkan saat aku tak lagi mengingatnya, dia hadir. Aku tidak mengerti dengan kenyataan  yang membingungkan ini. Dia pun telah memiliki seorang yeoja chingu, namun kepana? Saat di kelas dia melihatku terus, saat pulang dia mengikutiku, bahkan meminjamkan bahunya dan memelukku. Aku tidak mengerti dengan hatinya. Mungkin dia hanya merasa kasihan. Aku benci orang seperti itu. Apa yang sedang ada di benaknya? Kenapa dia mempermainkanku???? Hanya memberi harapan palsu, bahkan tidak hanya mendekatiku, juga beberapa gadis lain di kelas. Lelaki macam apa dia?? Sekarang pun begitu, sudah mempunyai yeoja chingu masih mendekatiku. Mimpi yang tidak berarti, kenapa aku bisa memimpikan orang seperti itu? Hah... di membuatku kesal. Dia juga telah membaca isi diary ini, itu artinya dia tahu isi hatiku dulu, menyebalkan!
~Sehyeon POV End~

~Author POV~
            Sesampai di rumah, diary yang ia bawa langsung di bantingnya di atas meja di kamarnya. Dia merasa kesal dengan Luhan yang ternyata telah mempermainkannya. Itulah yang ia pikirkan setelah membaca isi diarynya. Dari saat itulah rasa benci muncul di benak Sehyeon.
~Author POV End~
To Be Continue...

Jumat, 14 November 2014

DAY BY DAY Part 1 [EXO FF]


DAY BY DAY

Author             : Lee Yoonhee
Main Cast        : Xi Luhan, Min Sehyeon (reader)
Other Cast       : Byun Baekhyun, Seulgi, Choi Sulli, Jung So Min.
Genre              : Romance


Hai... hai... kini aku kembali dengan FF baruku. kali ini ada sedikit pengalaman pribadi yang ku sisipkan. Okay...
~PART 1~

~Sehyeon POV~
Dear Diary,
            Aku tak mengerti dengan perasaan ini. Aku merasa senang dia menggodaku seperti ini. Apa aku menyukainya? Xi Luhan! Tapi aku tahu bahwa dia hanya menggodkua, dia tidak benar-benar menyukaiku. Bahkan dia pernah bertanya “Maukah kau menjadi isteriku?”, juga mengajakku menikah. Namun semua itu hanyalah godaan, tak sepenuhnya dari hatinya. Memang, ketika dia mengatakannya terlihat seakan serius, bahkan aku hampir percaya bahwa dia benar-benar menyukaiku, tapi beruntung Seulgi selalu mengingatkanku untuk tidak percaya dengan kata-katanya.

Dear Diary,
            Apa arti mimpi ini?? Semalam memang aku berdo’a untuk diberikan petunjuk siapa seorang lelaki yang akan menjadi jodohku, dan aku bermimpi tentang seorang lelaki. Namun mengapa, mengapa harus dia yang muncul dalam mimpiku? Kenapa harus Luhan yang muncul dalam mimpiku?? Apakah itu adalah petunjuk dari Tuhan???? Benarkah itu??? Tapi hal itu sangatlah meragukan.

Dear Dairy,
            Astaga, kenapa ini terjadi lagi??? Setiap kali aku meminta petunjuk akan jodohku, selalu dia yang muncul, selalu Luhan yang muncul. Ini sudah mimpi yang ke-8 kalinya. Tetap dia yang hadir dalam mimpiku. Mungkinkah ini benar-benar petunjuk dari Tuhan???

            Setiap hari dia selalu menggodaku, mengatakan bahwa dia menyukaiku. Hari demi hari selalu seperti itu. Aku tidak mengerti dengan jalan pikirannya, dia seperti serius namun ternyata tidak. Aku hanya bisa mengikuti godaan-godaan yang ia berikan padaku. Namanya Luhan, Xi Luhan. Beberapa hari yang lalu aku baru tahu bahwa dia telah memiliki seorang kekasih, Sulli namanya. Aku pun tahu siapa Sulli, dia hanya beda kelas saja dengan kami. Beberapa waktu lalu aku memang sempat menyukai Luhan, namun seiring dengan berjalannya waktu perasaan itupun hilang, kala aku tahu bahwa ternyata dia hanya mengoda. Sekarang aku merasa bahagia kala tahu bahwa Luhan telah mempunyai kekasih, itu artinya dia takkan lagi menggodaku. Namun nyatanya, dia masih tetap melakukannya. Setiap hari teman-teman selalu menggodaku dengan Luhan, itulah yang ku alami setiap hari.
            Aku tak mengerti dengan jalan pikirnya. Beberapa hari lalu sahabatku Seulgi mengatakan bahwa Luhan mengatakan padanya bahwa ia telah memiliki pacar, dan dia minta tolong untuk tidak membuat gosip tentang dirinya dan aku lagi. Luhan juga menanyakan pada Seulgi apakah aku menyukainya. Namun beruntung Seulgi menjawab bahwa aku tidak menyukainya. Bila di ingat memang lucu saat dia tengah menggodaku.
#Flash Back On
“Ya! Seohyeon! Love you! Tataplah mataku saat aku bicara padamu.” Goda Luhan.
“Iss, apa sih!!” jawabku.
“Kau mau pulang?” tanyanya.
“Ne, aku mau pulang. Kenapa?” tanyaku kembali.
“Mau ku antar?” tanyanya.
“Tak perlu, aku akan pulang dengan Seulgi.” Jawabku.
“Baiklah kalau begitu, aku juga akan pulang. Annyeong chagia.” Ucapnya tersenyum sambil melambaikan tangannya.
“Annyeong!” jawabku tersenyum.
#Flash Back Off
Suatu ketika, aku dan seulgi sedang makan siang di kantin kampus. Luhan datang  ke kantin bersama Baekhyun. Sejak dia datang, dia mencariku. Ketika dia telah menemukanku, pandangan matanya tak terlepas dariku. Dia memandangku sambil berjalan, hingga dia tidak memperhatikan langkah kakinya, hingga ia menabrak meja dan menumpahkan segelas jus yang ada di atas meja tersebut. Semua pasang mata tertuju padanya, dengan malunya dia meminta maaf dan langung pergi untuk memesan makanan.
            Semua terjadi begitu saja, sekalipun dia telah punya seorang yeoja chingu, namun terkadang dia masih menggodaku walau tak sesering dulu. Pada akhirnya aku memutuskan untuk berbicara serius padanya karena dia merasa tidak nyaman pada yeoja chingunya karena teman-teman kelas kita masih menggoda ku dan dia. Suatu hari di akhir minggu saat kuliah sedang kosong, aku mengajaknya bicara berdua di balik jendela sambil memandang pemandangan pegunungan di depan jendela kelas kami di lantai 2.
“Sebenarnya aku masih tidak mengerti jalan pikirmu.” Ucapku mengawali.
“Apa maksudmu?” tanyanya.
“Aku tahu bahwa kau telah memiliki yeoja chingu.” Ucapku.
“Darimana kau tahu? Seulgi kah?” tanyanya.
“Ne, dia yang memberitahuku.” Ucapku.
“Aku ingin bertanya padamu, apa kau menyukaiku?” tanya Luhan.
“Apa maksudmu? Aku tidak menyukimu. Aku senang kau telah memiliki yeoja chingu, itu artinya kau tidak akan menggangguku lagi.” Jawabku.
“Jinjjayo? Apa kau merasa tidak nyaman ku goda seperti itu?” tanya Luhan.
“Aku tidak suka dengan sikapmu itu. Sebelum menggodaku, kau sempat menggoda beberapa gadis lain di kelas. Bahkan kau menggoda ku dengan dua periode, dan sekarang adalah yang terparah. Semua teman kelas tahu bahkan beberapa dosen pun tahu. Aku tahu sejak awal bahwa kau tidak benar-benar menyukaiku, kau hanya sekedar menggodaku.” Jelasku.
“Apa yang membuatmu berpikir bahwa aku tidak serius?” tanyanya.
“Tatapan matamu padaku sambil terenyum aneh, membuatku tak percaya, dan juga sikapmu yang menggoda banyak gadis di kelas secara bergantian. Bahkan kau menggodaku dengan dua periode. Dulu di awal kau menggoda Seohyun, kemudian kau menggodaku, setelah itu kau menggoda Yoona, kemudian kau  menggodaku lagi hingga saat ini walau kau telah mempunyai yeoja chingu. Karena merasa tidak nyaman, sedikit demi sedikit kau mengurangi godaanmu itu. Aku tahu kau ingin berhenti menggodaku dan serius pada yeoja chingu mu, Sulli. Namun karena aksi teman-teman yang selalu menggoda kita, akhirnya kau juga terpancing. Aku memang tidak menganggapnya serius, tapi aku tidak nyaman dengan itu.” Jelasku.
“Ini memang salahku. Mianhae, aku benar-benar minta maaf. Aku juga merasa tidak nyaman dengan kekasihku bila dia tahu bagaimana kita di kelas. Namun, bila teman-teman menggoda, tanggapi saja merekaseperti biasa seakan tidak ada yang terjadi. Agar mereka tahu bahwa tidak ada apapun diantara kita, dan agar mereka tak tahu bahwa aku telah memiliki yeoja chingu” Ucap Luhan.
“Baiklah. Aku ingin bertanya padamu. Kenapa kau memilih diriku untuk kau goda?” tanyaku.
“Em.. entahlah, aku juga tidak mengerti. Sudahlah jangan pikirkan itu.” Pinta Luhan.
“Geurae. Kau menganggap bahwa aku menyukaimu. Namun aku rasa bukan aku yang tengah menyukaimu saat ini. Namun Jung So Min, aku rasa dia menyukaimu. Dulu dia memang membantumu mendekatiku, tapi ku rasa dialah sekarang yang mendekatimu. Kau cukup dekat dengannyakan?. Apa kau tidak merasakannya?” tanyaku.
“Jinjja? Entahlah, aku tidak merasakannya. Sudahlah, semua diantara kita telah clear. Sekarang saatnya kita pulang, karena hanya tinggal kita berdua di kelas ini.” Pintanya.
“Ne. Tunggu dulu, aku akan membereskan buku-bukuku.” Ucapku.
“Sehyeon, ada buku yang tertinggal. Buku apa ini?” tanya Luhan sambil mengambil buku yang terjatuh di bawah meja.
“Oh, itu buku diary ku. Gomawo.” Ucapku.
~Sehyeon POV End~
~Author POV~
            Mereka pun pulang bersama hingga sebrang jalan halte bus. Sehyeon yang melihat sebuah bus berhenti di halte sebrang jalan langsung bergegas untuk menyeberang. Namun sebuah mobil dengan kecepatan yang tinggi melaju tepat dari sisi kiri Sehyeon. “BRAKK!!”. Mobil tersebut menabrak Sehyeon hingga terpental 6m dari tempat kejadian. “SEHYEON!!!” teriak Luhan. Luhan yang melihat secara langsung kejadian itu terkejut dan langsung berlari untuk menolong Sehyeon. Sehyeon yang berlumuran darah dan tak sadarkan diri dibawa kerumah sakit seketika. Luhan pun ikut mendampingi Sehyeon ke rumah sakit. Luhan memungut buku diary milik Sehyeon yang terjatuh saat Sehyeon tertabrak dan memasukkannya ke dalam tasnya. Luhan kebingungan dengan kejadian ini. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sementara pihak rumah sakit masih menghubungi keluarga Sehyeon. Luhan hanya bisa mondar-mandir di depan kamar tindakan. Setelah keluarga Sehyeon datang, barulah Luhan pulang dengan perasaan tidak tenang.
~Author POV End~

Senin, 30 Juni 2014

TRUE LOVE (PART 3 END)



True Love




~PART 3~
Daehyun terbangun dari pingsannya.
“Daehyun... kau sudah sadar?? Kau baik-baik saja..?” tanya teman-teman Woohyun.
“Aku minta maaf.. aku harus pergi.” jawab Woohyun.

Dia menelpon Hyemi dan bertanya alamat rumah Woori. Awalnya Hyemi tidak mau mengatakannya, tapi setelah Woohyun menjelaskannya akhirnya Hyemi mau memberi tahu. Dia langsung pergi kerumah Woori, dia bertemu dengan bibinya Woori, dan bibinya Woori mengatakan kalau Woori sedang bekerja di sebuah bar, dan dia memberitahukan alamat bar-nya kepada Woohyun. Woohyun tak membuang waktu lagi dia langsung menuju bar itu. Dan akhirnya dia melihat Woori menjadi pelayan di bar itu. Tak lama bos Woori memanggilnya dan memarahinya karena dia bekerja tanpa senyum sedikitpun dan pelanggan merasa kecewa. Dan pada saat itupun Woori dipecat. Entah apa yang Woori pikirkan. Dia duduk dan meminta sebotol bir, dalam waktu singkat woori menghabiskan bir itu, dia menjadi sangat mabuk. Woohyun yang melihatnya dari jauh merasa menyesal atas apa yang telah ia lakukan sebelumnya. Dan harus melihat gadis yang sangat ia cintai semakin menderita karenanya.
“Apa kau, kenapa melihatku seperti itu.. apa ada yang aneh?” ucap Woori sambil menunjuk orang disampingnya sambil mabuk
“Apa kau mengajakku berkelahi hah??? Oh.. tidak, aku tidak mungkin berkelahi dengan seorang perempuan.” jawab orang di samping Woori.
Woohyun langsung menyeret Woori pergi, dan meminta maaf pada orang di samping Woori tersebut.
“Kenapa kau seperti ini?” ucap Woohyun.
“Apa maksudmu? Untuk apa kau kemari Seo Dae Hyun, ah bukan... Seo Woohyun?” tanya Woori. (sambil mabuk)
“Daehyun ataupun Woohyun, kami adalah orang yang sama. Dan akan tetap sama seperti yang dulu.” jawab Woohyun.
“Tidak... kalian berbeda sangat berbeda. Sejak kematiannya aku tak punya tujuan hidup karena aku tak punya orang yang bisa ku percaya, dan tak ada seorangpun yang menginginkan ku.” ucap Woori.
“Kau salah, aku tak pernah mati, aku masih hidup bahkan sampai detik ini aku ada dihadapanmu.” jelas Woohyun
“Kau Woohyun bukan Daehyun. Jangan membuat hidupku semakin rumit.” ucap Woori.
“Tiga tahun lalu, kecelakaan itu membuat ku tak mengingat segalanya bahkan dirimu. Keluargaku mengganti nama ku untuk membuang sial. Tapi mereka tak pernah mengatakan apapun tentang mu, sejak saat itu aku menjadi orang lain. Yang tak mengenal siapapun dan mulai mengenal dunia yang baru. Tapi aku ingat, sekarang aku mengingatnya, aku mengingat semuanya.” Jelas Woohyun
“Kau berbohongkan? Pasti kau berbohong.” elak Woori. (menangis)
“Apa kau tak melihat kesungguhan dalam mataku?” jawab Woohyun.
“PERGI...!!!!” teriak Woori.
“Kau menyuruhku pergi?” tanya Woohyun.
“AKU BILANG KAU UNTUK PERGI!!!! Apa kau tidak dengar???” teriak Woori lagi.
“Baiklah aku akan pergi...” jawab Woohyun rendah.
“Jangan mengganggu ku, dan jangan pernah temui aku lagi.”
~Woohyun POV End~
~Author POV~
Mereka langsung pergi berlawanan arah. Tapi Woohyun berbalik dan mengikutinya dari belakang. Tiba-tiba Woori kesakitan, perutnya sakit dan dia terjatuh. Woohyun langsung berlari dan menangkap Woori. “Woori Woori!!” teriak Woohyun. Dia langsung memanggil taxi dan dia menggendongnya. Mereka langsung menuju rumah sakit. Ditengah perjalanan, air mata Woori keluar dan membasahi pipinya. Woohyun yang memeluknya saat itu merasa sangat bersalah dan menyesal.
~Author POV End~
~Woohyun POV~
            Woori!! Apa kau akan memaafkanku? Akankah kau melakukan itu setelah apa yang telah ku lakukan padamu? Bahkan di saat tidurpun kau memikirkan ku. Sesulit itukah hidupmu? Kenapa aku begitu bodoh dan tak pernah tahu hal itu??? Selam tiga tahun... selama tiga tahun kau memendamnya sendiri... hhhaaahh... betapa bodohnya aku tak memperdulikan barang-barang di kotak itu.
Dokter menjelaskan pada Woohyun tentang keadaan Woori.
“Dia hanya butuh banyak istirahat, dan tolong cegah dia untuk minum alkohol karena lambungnya tidak terlau kuat dengan minuman-minuman sejenis itu.” jelas dokter.
“Aku mengerti, terima kasih dokter. Ah... boleh aku minta tolong?” ucap Woohyun.
“Tentu saja, katakan!” jawab dokter.
“Aku harus pulang, tolong awasi gadis itu untuk ku. Dan tolong hubungi kelurganya. Aku akan kembali besok pagi.” pinta Woohyun.
“Hanya itu saja??  Baiklah aku akan melakukannya.” jawab dokter.
“Khamsahamnida!!” jawab Woohyun.
Woohyun pergi dan berjanji akan datang besok pagi. Paman dan bibi Woori datang tapi mereka tidak tahu harus berbuat apa sampai akhirnya Woohyun datang.
“Anak muda!! Kau anak muda yang semalam kan?? Apa kau teman dekat Woori??” (dengan muka cemas) tanya bibinya Woori.
“Apa  sesuatu terjadi padanya, bi?” tanya Woohyun.
“Dia histeris dan mengamuk tanpa kendali. Kami jadi cemas dan takut. Bahkan jika ada orang yang mendekat, dia mengancam akan membunuh dirinya. Tolong, tolonglah dia... aku mohon!!” jelas bibi-nya Woori.
Woohyun menemui dokter, setelah dokter memanggilnya.
“Dia mengalami depresi berat. Semua masalah yang ia alami, ia pikul sendiri tanpa ada yang membantunya, setiap hari bebannya terus bertambah dan bertambah, hingga dia memasuki tahap untuk menyerah. Dia tidak sanggup lagi, oleh karena itu emosinya meluap, semua yang ia pendam ia keluarkan tanpa kendali. Itulah yang ia alami sekarang. Satu-satunya cara adalah membuatnya tenang dan menampung atau membantu untuk membawa beban berat yang ia alami.” jelas dokter
“Seperti itukah? Baiklah, aku akan mencobanya.” ucap Woohyun.
Woohyun pergi kekamar Woori. Dia melihat Woori yang duduk terpaku di atas tempat tidur dengan wajah ketakutan. Woori langsung beranjak dari tempatnya ketika Woohyun datang.
“Siapa kau?? Daehyun? Woohyun?” tanya Woori dengan wajah ketakutan.
“Aku sudah katakan padamu, Seo Daehyun atau Seo Woohyun adalah dua orang yang sama.” jelas Woohyun.
“Tidak... kau salah... Daehyun, dia orang yang lembut dan hangat, tapi Woohyun... dia jahat... aku benci padanya. Kau tahu? Aku benci , aku benci padamu!! Kau selalu menyakiti hatiku, aku muak... aku muak melihat mu!!!” ucap Woori sambil menangis.
Perlahan Woohyun berjalan mendekatinya tanpa sepatah katapun.
“Jangan mendekat! Jangan mendekat kataku, kalau tidak kau akan menyaksikan ku mati saat ini juga.” Ucap Woori sambil mengambil pisau yang ada di meja di sampingnya.
“Woori!! Jangan... jangan lakukan itu, ku mohon!! Baiklah aku tidak akan mendekat. Jadi, tolong... tolong kau letakkan pisau itu!”
“Kau tak pernah tahu perasaanku, setiap hari, setiap waktu kau selalu menorehkan luka dihatiku (perlahan air matanya jatuh) terkadang aku berfikir kau adalah Daehyun, tapi kau Woohyun... aku... aku merasa tidak berguna, sangat tidak berguna, aku membenci diriku... dan aku membencimu, sangat membencimu...” kata Woori lalu perlahan meletakkan pisaunya di lantai dan terduduk.
Woori terduduk dan menagis sambil menaruh pisau yang di genggamnya. Woohyun mendekat dan memeluknya.
“Daehyun... apa kau benar- benar Seo Daehyun?” ucap Woori.
“Kau benar, aku Daehyun, Seo Daehyun.” jawab Woohyun.
“Kenapa kau pergi dan meninggalkanku sendiri?? Kenapa kau tak mencariku?? Kenapa?? Kenapa??” ucap Woori. (air matanya deras membasah pipinya)
“Aku minta maaf!” jawab Woohyun dengan nada rendah.
(Keduanya terdiam sejenak)
“Apa kau berpikir aku percaya padamu, hah? Aku tak percaya siapapun, terutama kau!” kata Woori lalu mengambil pisau di samping tangan kirinya dan menusukkan tepat di bagian kiri perutnya.
“Woori...!!  Woori... Kang Woori... kenapa kau melakukannya? Siapapun diluar, tolong panggilkan dokter!! WOORI bertahanlah!!” teriak Woohyun.
Dokter langsung mengambil tindakan medis. Woohyun yang khawatir tidak henti-hentinya mondar mandir di depan ruangan, hingga pada akhirnya dokter keluar dari ruangan.
“Kami sudah berusaha sekeras mungkin, tapi sekarang dia masih kritis, hanya keajaiban yang bisa menolongnya.” jelas Dokter.
“Apa?”
Woohyun masuk dan menagis di depan Woori. Menggenggam tangannya dan duduk di sampingnya.
~Woohyun POV End~
~Woori POV~
“Ayah kaukah itu?? Ibu, kau juga ada disini??” ucap Woori
“Putriku, kau terlihat kotor. Ibu akan bersihkan tubuhmu.” ucap ibunya Woori.
“Baiklah ibu..” jawab Woori.
“Boleh ibu bertanya?” tanya ibunya Woori.
“Tentu!” jawab Woori.
“Apa kau bahagia?” tanya ibu Woori.
“Ya tentu, karena aku terlahir oleh mu, ibu.” jawab ibu Woori.
“Benarkah? Syukurlah kalau begitu... ibu dan ayah selalu berharap kau akan selalu bahagia tanpa kami. Dan tersenyumlah untuk orang-orang yang ada disekitarmu, dengan begitu kami akan bisa tenang meninggalkanmu!!” ucap ibu Woori.
“Aku tahu... apa kalian tidak melihatnya... sejak tadi aku sesalu tersenyum.” jawab Woori.
~Woori POV End~
~Woohyun POV~
             Tiga hari telah berlalu, dan wooripun belum juga sadar.
“Woori.. apa kau menginginkan aku pergi? Pergi dan tidak muncul dihadapanmu lagi? Jika itu yang terbaik, baiklah aku akan melakukannya. Aku akan pergi dan tidak akan muncul dihadapanmu lagi.” ucap Woohyun dalam hati.
Melepas genggamannya dan mencoba untuk pergi. Tapi telapak tangan itu sontak menggenggamnya erat seolah tidak membiarkan Woohyun pergi. Suara kecil yang lemah sontak keluar dari mulut woori.
“Jangan pergi! Temani aku disini.” ucap Woori lemah.
(berbalik dan melihat Woori) “Woori.. kau sudah sadar?” ucap Woohyun terkejut.
“Jangan pergi, jangan pergi lagi Daehyun! Aku mohon.” pinta Woori.
“Aku tidak akan pergi, aku akan selalu disisimu jika itu yang kau inginkan. Sudah jangan banyak bicara, kau masih lemah.” ucap Woohyun tegas.
“Tapi, banyak hal yang ingin ku katakan padamu.” kata Woori.
“Tunda sampai kau pulih kembali.” ucap Woohyun.
“Baiklah! Aku mohon jangan pergi.” ucap Woori.
Woohyun tersenyum dan ia tidak pergi dan tetap duduk disampingnya sambil memandanginya.
~Woohyun POV End~
~Author POV~
Kesehatan Woori  telah pulih tapi dia belum diperbolehkan pulang. Hyemi datang dan meminta maaf pada Woori atas kejadian sebelumnya. Woori tersenyum dan berkata bahwa dia telah memaafkan Hyemi, Hyemi terkejut karena melihat Woori tersenyum dan mereka pun berpelukan. “Terima kasih... terima kasih telah menjadi teman yang baik bagiku. Dan aku minta maaf kalau aku sering membuatmu susah.” Ucap Woori. “Kau adalah orang paling menakjubkan dalam hidupku yang pernah ku temui.” Jawab Hyemi.
Setelah Hyemi pulang Woohyun dan Woori berjalan-jalan mengelilingi taman bunga yang ada dirumah sakit dan mereka terhenti disebuah bangku di bawah pohon yang rindang dan duduk disana untuk menghirup udara segar. Kemudian  Woohyun mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
~Author POV End~
~Woohyun POV~
“Apa kau ingat ini?” tanya Woohyun.
“Cincin itu dimana kau menemukannya?” tanya Woori kembali.
“Temanku menemukannya dikolam renang. Dan entah apa yang ku pikirkan saat itu, aku menyimpannya sampai sekarang. Mungkin ini takdir yang telah diberikan pada kita” jawab Woohyun.
“Mungkin...” ucap Woori.
“Dulu aku memberikannya padamu sebagai tanda cintaku. Tapi kau membuangnya. Dan waktu itu di kolam renang aku membuangnya karena kesal padamu lalu memungutnya kembali saat temanku menemukannya.” ucap Woohyun.
“Maafkan aku. Boleh aku bertanya padamu?”  tanya woori.
“Tentu!” jawab Woohyun.
“Aku ingin kau jujur, apa yang kau rasakan saat ini?” tanya Woori.
“Aku seperti orang yang sangat bodoh, mengorbankan waktu tiga tahu yang berharga itu dan membuatmu mederita. Untuk itu aku akan membayar tiga tahun pahit yang telah kau lewati.” jawab Woohyun.
“Benarkah?” tanya  Woori.
“Dan sekarang maukah kau menjadi pendamping hidupku dan menikah dengan ku?” tanya Woohyun sambil menyodongkan cincin yang ia pegang.
(tersenyum kecil) “aku... apa... apa kau serius?” tanya Woori.
“Sangat serius.” jawab Woohyun tegas.
“Aku tidak bisa...” ucap Woori.
“Apa.. tapi kenapa?” tanya Woohyun.
“Aku tidak bisa berpaling darimu dan mencari laki-laki lain.” Jawab woori lalu memberikan jari manisnya dan Woohyun memakaikannya ke jari manis Woori)
”Terima kasih, terima kasih banyak.. aku mencintaimu.. sangat mencintaimu Woori.” Ucap woohyun lalu memeluk Woori.
Mereka berciuman dan melupakan tiga tahu pahit yang telah mereka jalani tanpa cinta itu.
~Woohyun POV End~
~Author POV~
            Setelah lulus kuliah, mereka berdua melangsungkan pernikahan yang sangat dinanti sejak lama. Dan senyum juga tawa Woori telah kembali dan itu sangatlah indah bagi Woohyun. Jika dia tidak ingat dan membuat Woori tidak tersenyum selamanya maka Woohyun tidak akan memaafkan dirinya seumur hidupnya.
............
Cinta...... setiap orang memilikinya. Sepasang kekasih harus bisa melewati bahagia, sedih, marah, putus asa, bahkan perpisahan karena semua itu adalah bagian dari cinta, cinta sejati yang langka. Cinta sejati yang akan membawa mereka menuju kebahagiaan dan perasaan yang sangat berarti, menemukan orang-orang yang peduli. Dan menciptakan senyuman yang sangat indah. Menikah dan menjalani sisa hidup bersama dengan anak-anak yang sangat mereka sayangi sebagai bukti cinta mereka.
~Author POV End~

-=SELESAI=-