Senin, 30 Juni 2014

TRUE LOVE (PART 3 END)



True Love




~PART 3~
Daehyun terbangun dari pingsannya.
“Daehyun... kau sudah sadar?? Kau baik-baik saja..?” tanya teman-teman Woohyun.
“Aku minta maaf.. aku harus pergi.” jawab Woohyun.

Dia menelpon Hyemi dan bertanya alamat rumah Woori. Awalnya Hyemi tidak mau mengatakannya, tapi setelah Woohyun menjelaskannya akhirnya Hyemi mau memberi tahu. Dia langsung pergi kerumah Woori, dia bertemu dengan bibinya Woori, dan bibinya Woori mengatakan kalau Woori sedang bekerja di sebuah bar, dan dia memberitahukan alamat bar-nya kepada Woohyun. Woohyun tak membuang waktu lagi dia langsung menuju bar itu. Dan akhirnya dia melihat Woori menjadi pelayan di bar itu. Tak lama bos Woori memanggilnya dan memarahinya karena dia bekerja tanpa senyum sedikitpun dan pelanggan merasa kecewa. Dan pada saat itupun Woori dipecat. Entah apa yang Woori pikirkan. Dia duduk dan meminta sebotol bir, dalam waktu singkat woori menghabiskan bir itu, dia menjadi sangat mabuk. Woohyun yang melihatnya dari jauh merasa menyesal atas apa yang telah ia lakukan sebelumnya. Dan harus melihat gadis yang sangat ia cintai semakin menderita karenanya.
“Apa kau, kenapa melihatku seperti itu.. apa ada yang aneh?” ucap Woori sambil menunjuk orang disampingnya sambil mabuk
“Apa kau mengajakku berkelahi hah??? Oh.. tidak, aku tidak mungkin berkelahi dengan seorang perempuan.” jawab orang di samping Woori.
Woohyun langsung menyeret Woori pergi, dan meminta maaf pada orang di samping Woori tersebut.
“Kenapa kau seperti ini?” ucap Woohyun.
“Apa maksudmu? Untuk apa kau kemari Seo Dae Hyun, ah bukan... Seo Woohyun?” tanya Woori. (sambil mabuk)
“Daehyun ataupun Woohyun, kami adalah orang yang sama. Dan akan tetap sama seperti yang dulu.” jawab Woohyun.
“Tidak... kalian berbeda sangat berbeda. Sejak kematiannya aku tak punya tujuan hidup karena aku tak punya orang yang bisa ku percaya, dan tak ada seorangpun yang menginginkan ku.” ucap Woori.
“Kau salah, aku tak pernah mati, aku masih hidup bahkan sampai detik ini aku ada dihadapanmu.” jelas Woohyun
“Kau Woohyun bukan Daehyun. Jangan membuat hidupku semakin rumit.” ucap Woori.
“Tiga tahun lalu, kecelakaan itu membuat ku tak mengingat segalanya bahkan dirimu. Keluargaku mengganti nama ku untuk membuang sial. Tapi mereka tak pernah mengatakan apapun tentang mu, sejak saat itu aku menjadi orang lain. Yang tak mengenal siapapun dan mulai mengenal dunia yang baru. Tapi aku ingat, sekarang aku mengingatnya, aku mengingat semuanya.” Jelas Woohyun
“Kau berbohongkan? Pasti kau berbohong.” elak Woori. (menangis)
“Apa kau tak melihat kesungguhan dalam mataku?” jawab Woohyun.
“PERGI...!!!!” teriak Woori.
“Kau menyuruhku pergi?” tanya Woohyun.
“AKU BILANG KAU UNTUK PERGI!!!! Apa kau tidak dengar???” teriak Woori lagi.
“Baiklah aku akan pergi...” jawab Woohyun rendah.
“Jangan mengganggu ku, dan jangan pernah temui aku lagi.”
~Woohyun POV End~
~Author POV~
Mereka langsung pergi berlawanan arah. Tapi Woohyun berbalik dan mengikutinya dari belakang. Tiba-tiba Woori kesakitan, perutnya sakit dan dia terjatuh. Woohyun langsung berlari dan menangkap Woori. “Woori Woori!!” teriak Woohyun. Dia langsung memanggil taxi dan dia menggendongnya. Mereka langsung menuju rumah sakit. Ditengah perjalanan, air mata Woori keluar dan membasahi pipinya. Woohyun yang memeluknya saat itu merasa sangat bersalah dan menyesal.
~Author POV End~
~Woohyun POV~
            Woori!! Apa kau akan memaafkanku? Akankah kau melakukan itu setelah apa yang telah ku lakukan padamu? Bahkan di saat tidurpun kau memikirkan ku. Sesulit itukah hidupmu? Kenapa aku begitu bodoh dan tak pernah tahu hal itu??? Selam tiga tahun... selama tiga tahun kau memendamnya sendiri... hhhaaahh... betapa bodohnya aku tak memperdulikan barang-barang di kotak itu.
Dokter menjelaskan pada Woohyun tentang keadaan Woori.
“Dia hanya butuh banyak istirahat, dan tolong cegah dia untuk minum alkohol karena lambungnya tidak terlau kuat dengan minuman-minuman sejenis itu.” jelas dokter.
“Aku mengerti, terima kasih dokter. Ah... boleh aku minta tolong?” ucap Woohyun.
“Tentu saja, katakan!” jawab dokter.
“Aku harus pulang, tolong awasi gadis itu untuk ku. Dan tolong hubungi kelurganya. Aku akan kembali besok pagi.” pinta Woohyun.
“Hanya itu saja??  Baiklah aku akan melakukannya.” jawab dokter.
“Khamsahamnida!!” jawab Woohyun.
Woohyun pergi dan berjanji akan datang besok pagi. Paman dan bibi Woori datang tapi mereka tidak tahu harus berbuat apa sampai akhirnya Woohyun datang.
“Anak muda!! Kau anak muda yang semalam kan?? Apa kau teman dekat Woori??” (dengan muka cemas) tanya bibinya Woori.
“Apa  sesuatu terjadi padanya, bi?” tanya Woohyun.
“Dia histeris dan mengamuk tanpa kendali. Kami jadi cemas dan takut. Bahkan jika ada orang yang mendekat, dia mengancam akan membunuh dirinya. Tolong, tolonglah dia... aku mohon!!” jelas bibi-nya Woori.
Woohyun menemui dokter, setelah dokter memanggilnya.
“Dia mengalami depresi berat. Semua masalah yang ia alami, ia pikul sendiri tanpa ada yang membantunya, setiap hari bebannya terus bertambah dan bertambah, hingga dia memasuki tahap untuk menyerah. Dia tidak sanggup lagi, oleh karena itu emosinya meluap, semua yang ia pendam ia keluarkan tanpa kendali. Itulah yang ia alami sekarang. Satu-satunya cara adalah membuatnya tenang dan menampung atau membantu untuk membawa beban berat yang ia alami.” jelas dokter
“Seperti itukah? Baiklah, aku akan mencobanya.” ucap Woohyun.
Woohyun pergi kekamar Woori. Dia melihat Woori yang duduk terpaku di atas tempat tidur dengan wajah ketakutan. Woori langsung beranjak dari tempatnya ketika Woohyun datang.
“Siapa kau?? Daehyun? Woohyun?” tanya Woori dengan wajah ketakutan.
“Aku sudah katakan padamu, Seo Daehyun atau Seo Woohyun adalah dua orang yang sama.” jelas Woohyun.
“Tidak... kau salah... Daehyun, dia orang yang lembut dan hangat, tapi Woohyun... dia jahat... aku benci padanya. Kau tahu? Aku benci , aku benci padamu!! Kau selalu menyakiti hatiku, aku muak... aku muak melihat mu!!!” ucap Woori sambil menangis.
Perlahan Woohyun berjalan mendekatinya tanpa sepatah katapun.
“Jangan mendekat! Jangan mendekat kataku, kalau tidak kau akan menyaksikan ku mati saat ini juga.” Ucap Woori sambil mengambil pisau yang ada di meja di sampingnya.
“Woori!! Jangan... jangan lakukan itu, ku mohon!! Baiklah aku tidak akan mendekat. Jadi, tolong... tolong kau letakkan pisau itu!”
“Kau tak pernah tahu perasaanku, setiap hari, setiap waktu kau selalu menorehkan luka dihatiku (perlahan air matanya jatuh) terkadang aku berfikir kau adalah Daehyun, tapi kau Woohyun... aku... aku merasa tidak berguna, sangat tidak berguna, aku membenci diriku... dan aku membencimu, sangat membencimu...” kata Woori lalu perlahan meletakkan pisaunya di lantai dan terduduk.
Woori terduduk dan menagis sambil menaruh pisau yang di genggamnya. Woohyun mendekat dan memeluknya.
“Daehyun... apa kau benar- benar Seo Daehyun?” ucap Woori.
“Kau benar, aku Daehyun, Seo Daehyun.” jawab Woohyun.
“Kenapa kau pergi dan meninggalkanku sendiri?? Kenapa kau tak mencariku?? Kenapa?? Kenapa??” ucap Woori. (air matanya deras membasah pipinya)
“Aku minta maaf!” jawab Woohyun dengan nada rendah.
(Keduanya terdiam sejenak)
“Apa kau berpikir aku percaya padamu, hah? Aku tak percaya siapapun, terutama kau!” kata Woori lalu mengambil pisau di samping tangan kirinya dan menusukkan tepat di bagian kiri perutnya.
“Woori...!!  Woori... Kang Woori... kenapa kau melakukannya? Siapapun diluar, tolong panggilkan dokter!! WOORI bertahanlah!!” teriak Woohyun.
Dokter langsung mengambil tindakan medis. Woohyun yang khawatir tidak henti-hentinya mondar mandir di depan ruangan, hingga pada akhirnya dokter keluar dari ruangan.
“Kami sudah berusaha sekeras mungkin, tapi sekarang dia masih kritis, hanya keajaiban yang bisa menolongnya.” jelas Dokter.
“Apa?”
Woohyun masuk dan menagis di depan Woori. Menggenggam tangannya dan duduk di sampingnya.
~Woohyun POV End~
~Woori POV~
“Ayah kaukah itu?? Ibu, kau juga ada disini??” ucap Woori
“Putriku, kau terlihat kotor. Ibu akan bersihkan tubuhmu.” ucap ibunya Woori.
“Baiklah ibu..” jawab Woori.
“Boleh ibu bertanya?” tanya ibunya Woori.
“Tentu!” jawab Woori.
“Apa kau bahagia?” tanya ibu Woori.
“Ya tentu, karena aku terlahir oleh mu, ibu.” jawab ibu Woori.
“Benarkah? Syukurlah kalau begitu... ibu dan ayah selalu berharap kau akan selalu bahagia tanpa kami. Dan tersenyumlah untuk orang-orang yang ada disekitarmu, dengan begitu kami akan bisa tenang meninggalkanmu!!” ucap ibu Woori.
“Aku tahu... apa kalian tidak melihatnya... sejak tadi aku sesalu tersenyum.” jawab Woori.
~Woori POV End~
~Woohyun POV~
             Tiga hari telah berlalu, dan wooripun belum juga sadar.
“Woori.. apa kau menginginkan aku pergi? Pergi dan tidak muncul dihadapanmu lagi? Jika itu yang terbaik, baiklah aku akan melakukannya. Aku akan pergi dan tidak akan muncul dihadapanmu lagi.” ucap Woohyun dalam hati.
Melepas genggamannya dan mencoba untuk pergi. Tapi telapak tangan itu sontak menggenggamnya erat seolah tidak membiarkan Woohyun pergi. Suara kecil yang lemah sontak keluar dari mulut woori.
“Jangan pergi! Temani aku disini.” ucap Woori lemah.
(berbalik dan melihat Woori) “Woori.. kau sudah sadar?” ucap Woohyun terkejut.
“Jangan pergi, jangan pergi lagi Daehyun! Aku mohon.” pinta Woori.
“Aku tidak akan pergi, aku akan selalu disisimu jika itu yang kau inginkan. Sudah jangan banyak bicara, kau masih lemah.” ucap Woohyun tegas.
“Tapi, banyak hal yang ingin ku katakan padamu.” kata Woori.
“Tunda sampai kau pulih kembali.” ucap Woohyun.
“Baiklah! Aku mohon jangan pergi.” ucap Woori.
Woohyun tersenyum dan ia tidak pergi dan tetap duduk disampingnya sambil memandanginya.
~Woohyun POV End~
~Author POV~
Kesehatan Woori  telah pulih tapi dia belum diperbolehkan pulang. Hyemi datang dan meminta maaf pada Woori atas kejadian sebelumnya. Woori tersenyum dan berkata bahwa dia telah memaafkan Hyemi, Hyemi terkejut karena melihat Woori tersenyum dan mereka pun berpelukan. “Terima kasih... terima kasih telah menjadi teman yang baik bagiku. Dan aku minta maaf kalau aku sering membuatmu susah.” Ucap Woori. “Kau adalah orang paling menakjubkan dalam hidupku yang pernah ku temui.” Jawab Hyemi.
Setelah Hyemi pulang Woohyun dan Woori berjalan-jalan mengelilingi taman bunga yang ada dirumah sakit dan mereka terhenti disebuah bangku di bawah pohon yang rindang dan duduk disana untuk menghirup udara segar. Kemudian  Woohyun mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
~Author POV End~
~Woohyun POV~
“Apa kau ingat ini?” tanya Woohyun.
“Cincin itu dimana kau menemukannya?” tanya Woori kembali.
“Temanku menemukannya dikolam renang. Dan entah apa yang ku pikirkan saat itu, aku menyimpannya sampai sekarang. Mungkin ini takdir yang telah diberikan pada kita” jawab Woohyun.
“Mungkin...” ucap Woori.
“Dulu aku memberikannya padamu sebagai tanda cintaku. Tapi kau membuangnya. Dan waktu itu di kolam renang aku membuangnya karena kesal padamu lalu memungutnya kembali saat temanku menemukannya.” ucap Woohyun.
“Maafkan aku. Boleh aku bertanya padamu?”  tanya woori.
“Tentu!” jawab Woohyun.
“Aku ingin kau jujur, apa yang kau rasakan saat ini?” tanya Woori.
“Aku seperti orang yang sangat bodoh, mengorbankan waktu tiga tahu yang berharga itu dan membuatmu mederita. Untuk itu aku akan membayar tiga tahun pahit yang telah kau lewati.” jawab Woohyun.
“Benarkah?” tanya  Woori.
“Dan sekarang maukah kau menjadi pendamping hidupku dan menikah dengan ku?” tanya Woohyun sambil menyodongkan cincin yang ia pegang.
(tersenyum kecil) “aku... apa... apa kau serius?” tanya Woori.
“Sangat serius.” jawab Woohyun tegas.
“Aku tidak bisa...” ucap Woori.
“Apa.. tapi kenapa?” tanya Woohyun.
“Aku tidak bisa berpaling darimu dan mencari laki-laki lain.” Jawab woori lalu memberikan jari manisnya dan Woohyun memakaikannya ke jari manis Woori)
”Terima kasih, terima kasih banyak.. aku mencintaimu.. sangat mencintaimu Woori.” Ucap woohyun lalu memeluk Woori.
Mereka berciuman dan melupakan tiga tahu pahit yang telah mereka jalani tanpa cinta itu.
~Woohyun POV End~
~Author POV~
            Setelah lulus kuliah, mereka berdua melangsungkan pernikahan yang sangat dinanti sejak lama. Dan senyum juga tawa Woori telah kembali dan itu sangatlah indah bagi Woohyun. Jika dia tidak ingat dan membuat Woori tidak tersenyum selamanya maka Woohyun tidak akan memaafkan dirinya seumur hidupnya.
............
Cinta...... setiap orang memilikinya. Sepasang kekasih harus bisa melewati bahagia, sedih, marah, putus asa, bahkan perpisahan karena semua itu adalah bagian dari cinta, cinta sejati yang langka. Cinta sejati yang akan membawa mereka menuju kebahagiaan dan perasaan yang sangat berarti, menemukan orang-orang yang peduli. Dan menciptakan senyuman yang sangat indah. Menikah dan menjalani sisa hidup bersama dengan anak-anak yang sangat mereka sayangi sebagai bukti cinta mereka.
~Author POV End~

-=SELESAI=-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar