True Love
Daehyun terbangun dari pingsannya.
“Daehyun... kau sudah sadar?? Kau baik-baik saja..?”
tanya teman-teman Woohyun.
“Aku minta maaf.. aku harus pergi.” jawab Woohyun.
Dia menelpon Hyemi dan bertanya alamat rumah Woori.
Awalnya Hyemi tidak mau mengatakannya, tapi setelah Woohyun menjelaskannya
akhirnya Hyemi mau memberi tahu. Dia langsung pergi kerumah Woori, dia bertemu
dengan bibinya Woori, dan bibinya Woori mengatakan kalau Woori sedang bekerja
di sebuah bar, dan dia memberitahukan alamat bar-nya kepada Woohyun. Woohyun
tak membuang waktu lagi dia langsung menuju bar itu. Dan akhirnya dia melihat
Woori menjadi pelayan di bar itu. Tak lama bos Woori memanggilnya dan memarahinya
karena dia bekerja tanpa senyum sedikitpun dan pelanggan merasa kecewa. Dan
pada saat itupun Woori dipecat. Entah apa yang Woori pikirkan. Dia duduk dan
meminta sebotol bir, dalam waktu singkat woori menghabiskan bir itu, dia menjadi
sangat mabuk. Woohyun yang melihatnya dari jauh merasa menyesal atas apa yang
telah ia lakukan sebelumnya. Dan harus melihat gadis yang sangat ia cintai
semakin menderita karenanya.
“Apa kau, kenapa melihatku seperti itu.. apa ada
yang aneh?” ucap Woori sambil menunjuk orang disampingnya sambil mabuk
“Apa kau mengajakku berkelahi hah??? Oh.. tidak, aku
tidak mungkin berkelahi dengan seorang perempuan.” jawab orang di samping
Woori.
Woohyun langsung menyeret Woori pergi, dan meminta
maaf pada orang di samping Woori tersebut.
“Kenapa kau seperti ini?” ucap Woohyun.
“Apa maksudmu? Untuk apa kau kemari Seo Dae Hyun, ah
bukan... Seo Woohyun?” tanya Woori. (sambil mabuk)
“Daehyun ataupun Woohyun, kami adalah orang yang
sama. Dan akan tetap sama seperti yang dulu.” jawab Woohyun.
“Tidak... kalian berbeda sangat berbeda. Sejak
kematiannya aku tak punya tujuan hidup karena aku tak punya orang yang bisa ku
percaya, dan tak ada seorangpun yang menginginkan ku.” ucap Woori.
“Kau salah, aku tak pernah mati, aku masih hidup bahkan
sampai detik ini aku ada dihadapanmu.” jelas Woohyun
“Kau Woohyun bukan Daehyun. Jangan membuat hidupku
semakin rumit.” ucap Woori.
“Tiga tahun lalu, kecelakaan itu membuat ku tak
mengingat segalanya bahkan dirimu. Keluargaku mengganti nama ku untuk membuang
sial. Tapi mereka tak pernah mengatakan apapun tentang mu, sejak saat itu aku
menjadi orang lain. Yang tak mengenal siapapun dan mulai mengenal dunia yang
baru. Tapi aku ingat, sekarang aku mengingatnya, aku mengingat semuanya.” Jelas
Woohyun
“Kau berbohongkan? Pasti kau berbohong.” elak Woori.
(menangis)
“Apa kau tak melihat kesungguhan dalam mataku?”
jawab Woohyun.
“PERGI...!!!!” teriak Woori.
“Kau menyuruhku pergi?” tanya Woohyun.
“AKU BILANG KAU UNTUK PERGI!!!! Apa kau tidak
dengar???” teriak Woori lagi.
“Baiklah aku akan pergi...” jawab Woohyun rendah.
“Jangan mengganggu ku, dan jangan pernah temui aku
lagi.”
~Woohyun POV End~
~Author
POV~
Mereka langsung pergi berlawanan arah. Tapi Woohyun
berbalik dan mengikutinya dari belakang. Tiba-tiba Woori kesakitan, perutnya
sakit dan dia terjatuh. Woohyun langsung berlari dan menangkap Woori. “Woori
Woori!!” teriak Woohyun. Dia langsung memanggil taxi dan dia menggendongnya. Mereka
langsung menuju rumah sakit. Ditengah perjalanan, air mata Woori keluar dan
membasahi pipinya. Woohyun yang memeluknya saat itu merasa sangat bersalah dan
menyesal.
~Author POV End~
~Woohyun
POV~
Woori!! Apa kau akan memaafkanku? Akankah kau
melakukan itu setelah apa yang telah ku lakukan padamu? Bahkan di saat tidurpun
kau memikirkan ku. Sesulit itukah hidupmu? Kenapa aku begitu bodoh dan tak
pernah tahu hal itu??? Selam tiga tahun... selama tiga tahun kau memendamnya
sendiri... hhhaaahh... betapa bodohnya aku tak memperdulikan barang-barang di
kotak itu.
Dokter menjelaskan pada Woohyun tentang keadaan Woori.
“Dia hanya butuh banyak istirahat, dan tolong cegah
dia untuk minum alkohol karena lambungnya tidak terlau kuat dengan minuman-minuman
sejenis itu.” jelas dokter.
“Aku mengerti, terima kasih dokter. Ah... boleh aku
minta tolong?” ucap Woohyun.
“Tentu saja, katakan!” jawab dokter.
“Aku harus pulang, tolong awasi gadis itu untuk ku.
Dan tolong hubungi kelurganya. Aku akan kembali besok pagi.” pinta Woohyun.
“Hanya itu saja??
Baiklah aku akan melakukannya.” jawab dokter.
“Khamsahamnida!!” jawab Woohyun.
Woohyun pergi dan berjanji akan datang besok pagi.
Paman dan bibi Woori datang tapi mereka tidak tahu harus berbuat apa sampai akhirnya
Woohyun datang.
“Anak muda!! Kau anak muda yang semalam kan?? Apa
kau teman dekat Woori??” (dengan muka cemas) tanya bibinya Woori.
“Apa sesuatu
terjadi padanya, bi?” tanya Woohyun.
“Dia histeris dan mengamuk tanpa kendali. Kami jadi
cemas dan takut. Bahkan jika ada orang yang mendekat, dia mengancam akan
membunuh dirinya. Tolong, tolonglah dia... aku mohon!!” jelas bibi-nya Woori.
Woohyun menemui dokter, setelah dokter memanggilnya.
“Dia mengalami depresi berat. Semua masalah yang ia
alami, ia pikul sendiri tanpa ada yang membantunya, setiap hari bebannya terus
bertambah dan bertambah, hingga dia memasuki tahap untuk menyerah. Dia tidak
sanggup lagi, oleh karena itu emosinya meluap, semua yang ia pendam ia
keluarkan tanpa kendali. Itulah yang ia alami sekarang. Satu-satunya cara
adalah membuatnya tenang dan menampung atau membantu untuk membawa beban berat
yang ia alami.” jelas dokter
“Seperti itukah? Baiklah, aku akan mencobanya.” ucap
Woohyun.
Woohyun pergi kekamar Woori. Dia melihat Woori yang
duduk terpaku di atas tempat tidur dengan wajah ketakutan. Woori langsung
beranjak dari tempatnya ketika Woohyun datang.
“Siapa kau?? Daehyun? Woohyun?” tanya Woori dengan
wajah ketakutan.
“Aku sudah katakan padamu, Seo Daehyun atau Seo
Woohyun adalah dua orang yang sama.” jelas Woohyun.
“Tidak... kau salah... Daehyun, dia orang yang
lembut dan hangat, tapi Woohyun... dia jahat... aku benci padanya. Kau tahu?
Aku benci , aku benci padamu!! Kau selalu menyakiti hatiku, aku muak... aku
muak melihat mu!!!” ucap Woori sambil menangis.
Perlahan Woohyun berjalan mendekatinya tanpa sepatah
katapun.
“Jangan mendekat! Jangan mendekat kataku, kalau
tidak kau akan menyaksikan ku mati saat ini juga.” Ucap Woori sambil mengambil
pisau yang ada di meja di sampingnya.
“Woori!! Jangan... jangan lakukan itu, ku mohon!!
Baiklah aku tidak akan mendekat. Jadi, tolong... tolong kau letakkan pisau
itu!”
“Kau tak pernah tahu perasaanku, setiap hari, setiap
waktu kau selalu menorehkan luka dihatiku (perlahan air matanya jatuh)
terkadang aku berfikir kau adalah Daehyun, tapi kau Woohyun... aku... aku
merasa tidak berguna, sangat tidak berguna, aku membenci diriku... dan aku
membencimu, sangat membencimu...” kata Woori lalu perlahan meletakkan pisaunya
di lantai dan terduduk.
Woori terduduk dan menagis sambil menaruh pisau yang
di genggamnya. Woohyun mendekat dan memeluknya.
“Daehyun... apa kau benar- benar Seo Daehyun?” ucap
Woori.
“Kau benar, aku Daehyun, Seo Daehyun.” jawab
Woohyun.
“Kenapa kau pergi dan meninggalkanku sendiri??
Kenapa kau tak mencariku?? Kenapa?? Kenapa??” ucap Woori. (air matanya deras
membasah pipinya)
“Aku minta maaf!” jawab Woohyun dengan nada rendah.
(Keduanya terdiam sejenak)
“Apa kau berpikir aku percaya padamu, hah? Aku tak
percaya siapapun, terutama kau!” kata Woori lalu mengambil pisau di samping
tangan kirinya dan menusukkan tepat di bagian kiri perutnya.
“Woori...!!
Woori... Kang Woori... kenapa kau melakukannya? Siapapun diluar, tolong
panggilkan dokter!! WOORI bertahanlah!!” teriak Woohyun.
Dokter langsung mengambil tindakan medis. Woohyun
yang khawatir tidak henti-hentinya mondar mandir di depan ruangan, hingga pada
akhirnya dokter keluar dari ruangan.
“Kami sudah berusaha sekeras mungkin, tapi sekarang
dia masih kritis, hanya keajaiban yang bisa menolongnya.” jelas Dokter.
“Apa?”
Woohyun masuk dan menagis di depan Woori.
Menggenggam tangannya dan duduk di sampingnya.
~Woohyun POV End~
~Woori
POV~
“Ayah kaukah itu?? Ibu, kau juga ada disini??” ucap
Woori
“Putriku, kau terlihat kotor. Ibu akan bersihkan
tubuhmu.” ucap ibunya Woori.
“Baiklah ibu..” jawab Woori.
“Boleh ibu bertanya?” tanya ibunya Woori.
“Tentu!” jawab Woori.
“Apa kau bahagia?” tanya ibu Woori.
“Ya tentu, karena aku terlahir oleh mu, ibu.” jawab
ibu Woori.
“Benarkah? Syukurlah kalau begitu... ibu dan ayah
selalu berharap kau akan selalu bahagia tanpa kami. Dan tersenyumlah untuk
orang-orang yang ada disekitarmu, dengan begitu kami akan bisa tenang
meninggalkanmu!!” ucap ibu Woori.
“Aku tahu... apa kalian tidak melihatnya... sejak
tadi aku sesalu tersenyum.” jawab Woori.
~Woori POV End~
~Woohyun
POV~
Tiga hari telah berlalu, dan wooripun belum
juga sadar.
“Woori.. apa kau menginginkan aku pergi? Pergi dan
tidak muncul dihadapanmu lagi? Jika itu yang terbaik, baiklah aku akan
melakukannya. Aku akan pergi dan tidak akan muncul dihadapanmu lagi.” ucap
Woohyun dalam hati.
Melepas genggamannya dan mencoba untuk pergi. Tapi
telapak tangan itu sontak menggenggamnya erat seolah tidak membiarkan Woohyun
pergi. Suara kecil yang lemah sontak keluar dari mulut woori.
“Jangan pergi! Temani aku disini.” ucap Woori lemah.
(berbalik dan melihat Woori) “Woori.. kau sudah
sadar?” ucap Woohyun terkejut.
“Jangan pergi, jangan pergi lagi Daehyun! Aku
mohon.” pinta Woori.
“Aku tidak akan pergi, aku akan selalu disisimu jika
itu yang kau inginkan. Sudah jangan banyak bicara, kau masih lemah.” ucap
Woohyun tegas.
“Tapi, banyak hal yang ingin ku katakan padamu.”
kata Woori.
“Tunda sampai kau pulih kembali.” ucap Woohyun.
“Baiklah! Aku mohon jangan pergi.” ucap Woori.
Woohyun tersenyum dan ia tidak pergi dan tetap duduk
disampingnya sambil memandanginya.
~Woohyun POV End~
~Author
POV~
Kesehatan Woori telah pulih tapi dia belum diperbolehkan
pulang. Hyemi datang dan meminta maaf pada Woori atas kejadian sebelumnya.
Woori tersenyum dan berkata bahwa dia telah memaafkan Hyemi, Hyemi terkejut
karena melihat Woori tersenyum dan mereka pun berpelukan. “Terima kasih...
terima kasih telah menjadi teman yang baik bagiku. Dan aku minta maaf kalau aku
sering membuatmu susah.” Ucap Woori. “Kau adalah orang paling menakjubkan dalam
hidupku yang pernah ku temui.” Jawab Hyemi.
Setelah Hyemi pulang
Woohyun dan Woori berjalan-jalan mengelilingi taman bunga yang ada dirumah
sakit dan mereka terhenti disebuah bangku di bawah pohon yang rindang dan duduk
disana untuk menghirup udara segar. Kemudian
Woohyun mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
~Author POV End~
~Woohyun
POV~
“Apa kau ingat ini?” tanya Woohyun.
“Cincin itu dimana kau menemukannya?” tanya Woori
kembali.
“Temanku menemukannya dikolam renang. Dan entah apa
yang ku pikirkan saat itu, aku menyimpannya sampai sekarang. Mungkin ini takdir
yang telah diberikan pada kita” jawab Woohyun.
“Mungkin...” ucap Woori.
“Dulu aku memberikannya padamu sebagai tanda
cintaku. Tapi kau membuangnya. Dan waktu itu di kolam renang aku membuangnya
karena kesal padamu lalu memungutnya kembali saat temanku menemukannya.” ucap
Woohyun.
“Maafkan aku. Boleh aku bertanya padamu?” tanya woori.
“Tentu!” jawab Woohyun.
“Aku ingin kau jujur, apa yang kau rasakan saat ini?”
tanya Woori.
“Aku seperti orang yang sangat bodoh, mengorbankan
waktu tiga tahu yang berharga itu dan membuatmu mederita. Untuk itu aku akan
membayar tiga tahun pahit yang telah kau lewati.” jawab Woohyun.
“Benarkah?” tanya
Woori.
“Dan sekarang maukah kau menjadi pendamping hidupku
dan menikah dengan ku?” tanya Woohyun sambil menyodongkan cincin yang ia
pegang.
(tersenyum kecil) “aku... apa... apa kau serius?”
tanya Woori.
“Sangat serius.” jawab Woohyun tegas.
“Aku tidak bisa...” ucap Woori.
“Apa.. tapi kenapa?” tanya Woohyun.
“Aku tidak bisa berpaling darimu dan mencari
laki-laki lain.” Jawab woori lalu memberikan jari manisnya dan Woohyun memakaikannya
ke jari manis Woori)
”Terima kasih, terima kasih banyak.. aku mencintaimu..
sangat mencintaimu Woori.” Ucap woohyun lalu memeluk Woori.
Mereka berciuman dan melupakan tiga tahu pahit yang
telah mereka jalani tanpa cinta itu.
~Woohyun POV End~
~Author
POV~
Setelah lulus kuliah, mereka berdua melangsungkan
pernikahan yang sangat dinanti sejak lama. Dan senyum juga tawa Woori telah
kembali dan itu sangatlah indah bagi Woohyun. Jika dia tidak ingat dan membuat
Woori tidak tersenyum selamanya maka Woohyun tidak akan memaafkan dirinya
seumur hidupnya.
............
Cinta...... setiap
orang memilikinya. Sepasang kekasih harus bisa melewati bahagia, sedih, marah,
putus asa, bahkan perpisahan karena semua itu adalah bagian dari cinta, cinta
sejati yang langka. Cinta sejati yang akan membawa mereka menuju kebahagiaan
dan perasaan yang sangat berarti, menemukan orang-orang yang peduli. Dan
menciptakan senyuman yang sangat indah. Menikah dan menjalani sisa hidup
bersama dengan anak-anak yang sangat mereka sayangi sebagai bukti cinta mereka.
~Author POV End~
-=SELESAI=-