Senin, 30 Juni 2014

TRUE LOVE (PART 3 END)



True Love




~PART 3~
Daehyun terbangun dari pingsannya.
“Daehyun... kau sudah sadar?? Kau baik-baik saja..?” tanya teman-teman Woohyun.
“Aku minta maaf.. aku harus pergi.” jawab Woohyun.

Dia menelpon Hyemi dan bertanya alamat rumah Woori. Awalnya Hyemi tidak mau mengatakannya, tapi setelah Woohyun menjelaskannya akhirnya Hyemi mau memberi tahu. Dia langsung pergi kerumah Woori, dia bertemu dengan bibinya Woori, dan bibinya Woori mengatakan kalau Woori sedang bekerja di sebuah bar, dan dia memberitahukan alamat bar-nya kepada Woohyun. Woohyun tak membuang waktu lagi dia langsung menuju bar itu. Dan akhirnya dia melihat Woori menjadi pelayan di bar itu. Tak lama bos Woori memanggilnya dan memarahinya karena dia bekerja tanpa senyum sedikitpun dan pelanggan merasa kecewa. Dan pada saat itupun Woori dipecat. Entah apa yang Woori pikirkan. Dia duduk dan meminta sebotol bir, dalam waktu singkat woori menghabiskan bir itu, dia menjadi sangat mabuk. Woohyun yang melihatnya dari jauh merasa menyesal atas apa yang telah ia lakukan sebelumnya. Dan harus melihat gadis yang sangat ia cintai semakin menderita karenanya.
“Apa kau, kenapa melihatku seperti itu.. apa ada yang aneh?” ucap Woori sambil menunjuk orang disampingnya sambil mabuk
“Apa kau mengajakku berkelahi hah??? Oh.. tidak, aku tidak mungkin berkelahi dengan seorang perempuan.” jawab orang di samping Woori.
Woohyun langsung menyeret Woori pergi, dan meminta maaf pada orang di samping Woori tersebut.
“Kenapa kau seperti ini?” ucap Woohyun.
“Apa maksudmu? Untuk apa kau kemari Seo Dae Hyun, ah bukan... Seo Woohyun?” tanya Woori. (sambil mabuk)
“Daehyun ataupun Woohyun, kami adalah orang yang sama. Dan akan tetap sama seperti yang dulu.” jawab Woohyun.
“Tidak... kalian berbeda sangat berbeda. Sejak kematiannya aku tak punya tujuan hidup karena aku tak punya orang yang bisa ku percaya, dan tak ada seorangpun yang menginginkan ku.” ucap Woori.
“Kau salah, aku tak pernah mati, aku masih hidup bahkan sampai detik ini aku ada dihadapanmu.” jelas Woohyun
“Kau Woohyun bukan Daehyun. Jangan membuat hidupku semakin rumit.” ucap Woori.
“Tiga tahun lalu, kecelakaan itu membuat ku tak mengingat segalanya bahkan dirimu. Keluargaku mengganti nama ku untuk membuang sial. Tapi mereka tak pernah mengatakan apapun tentang mu, sejak saat itu aku menjadi orang lain. Yang tak mengenal siapapun dan mulai mengenal dunia yang baru. Tapi aku ingat, sekarang aku mengingatnya, aku mengingat semuanya.” Jelas Woohyun
“Kau berbohongkan? Pasti kau berbohong.” elak Woori. (menangis)
“Apa kau tak melihat kesungguhan dalam mataku?” jawab Woohyun.
“PERGI...!!!!” teriak Woori.
“Kau menyuruhku pergi?” tanya Woohyun.
“AKU BILANG KAU UNTUK PERGI!!!! Apa kau tidak dengar???” teriak Woori lagi.
“Baiklah aku akan pergi...” jawab Woohyun rendah.
“Jangan mengganggu ku, dan jangan pernah temui aku lagi.”
~Woohyun POV End~
~Author POV~
Mereka langsung pergi berlawanan arah. Tapi Woohyun berbalik dan mengikutinya dari belakang. Tiba-tiba Woori kesakitan, perutnya sakit dan dia terjatuh. Woohyun langsung berlari dan menangkap Woori. “Woori Woori!!” teriak Woohyun. Dia langsung memanggil taxi dan dia menggendongnya. Mereka langsung menuju rumah sakit. Ditengah perjalanan, air mata Woori keluar dan membasahi pipinya. Woohyun yang memeluknya saat itu merasa sangat bersalah dan menyesal.
~Author POV End~
~Woohyun POV~
            Woori!! Apa kau akan memaafkanku? Akankah kau melakukan itu setelah apa yang telah ku lakukan padamu? Bahkan di saat tidurpun kau memikirkan ku. Sesulit itukah hidupmu? Kenapa aku begitu bodoh dan tak pernah tahu hal itu??? Selam tiga tahun... selama tiga tahun kau memendamnya sendiri... hhhaaahh... betapa bodohnya aku tak memperdulikan barang-barang di kotak itu.
Dokter menjelaskan pada Woohyun tentang keadaan Woori.
“Dia hanya butuh banyak istirahat, dan tolong cegah dia untuk minum alkohol karena lambungnya tidak terlau kuat dengan minuman-minuman sejenis itu.” jelas dokter.
“Aku mengerti, terima kasih dokter. Ah... boleh aku minta tolong?” ucap Woohyun.
“Tentu saja, katakan!” jawab dokter.
“Aku harus pulang, tolong awasi gadis itu untuk ku. Dan tolong hubungi kelurganya. Aku akan kembali besok pagi.” pinta Woohyun.
“Hanya itu saja??  Baiklah aku akan melakukannya.” jawab dokter.
“Khamsahamnida!!” jawab Woohyun.
Woohyun pergi dan berjanji akan datang besok pagi. Paman dan bibi Woori datang tapi mereka tidak tahu harus berbuat apa sampai akhirnya Woohyun datang.
“Anak muda!! Kau anak muda yang semalam kan?? Apa kau teman dekat Woori??” (dengan muka cemas) tanya bibinya Woori.
“Apa  sesuatu terjadi padanya, bi?” tanya Woohyun.
“Dia histeris dan mengamuk tanpa kendali. Kami jadi cemas dan takut. Bahkan jika ada orang yang mendekat, dia mengancam akan membunuh dirinya. Tolong, tolonglah dia... aku mohon!!” jelas bibi-nya Woori.
Woohyun menemui dokter, setelah dokter memanggilnya.
“Dia mengalami depresi berat. Semua masalah yang ia alami, ia pikul sendiri tanpa ada yang membantunya, setiap hari bebannya terus bertambah dan bertambah, hingga dia memasuki tahap untuk menyerah. Dia tidak sanggup lagi, oleh karena itu emosinya meluap, semua yang ia pendam ia keluarkan tanpa kendali. Itulah yang ia alami sekarang. Satu-satunya cara adalah membuatnya tenang dan menampung atau membantu untuk membawa beban berat yang ia alami.” jelas dokter
“Seperti itukah? Baiklah, aku akan mencobanya.” ucap Woohyun.
Woohyun pergi kekamar Woori. Dia melihat Woori yang duduk terpaku di atas tempat tidur dengan wajah ketakutan. Woori langsung beranjak dari tempatnya ketika Woohyun datang.
“Siapa kau?? Daehyun? Woohyun?” tanya Woori dengan wajah ketakutan.
“Aku sudah katakan padamu, Seo Daehyun atau Seo Woohyun adalah dua orang yang sama.” jelas Woohyun.
“Tidak... kau salah... Daehyun, dia orang yang lembut dan hangat, tapi Woohyun... dia jahat... aku benci padanya. Kau tahu? Aku benci , aku benci padamu!! Kau selalu menyakiti hatiku, aku muak... aku muak melihat mu!!!” ucap Woori sambil menangis.
Perlahan Woohyun berjalan mendekatinya tanpa sepatah katapun.
“Jangan mendekat! Jangan mendekat kataku, kalau tidak kau akan menyaksikan ku mati saat ini juga.” Ucap Woori sambil mengambil pisau yang ada di meja di sampingnya.
“Woori!! Jangan... jangan lakukan itu, ku mohon!! Baiklah aku tidak akan mendekat. Jadi, tolong... tolong kau letakkan pisau itu!”
“Kau tak pernah tahu perasaanku, setiap hari, setiap waktu kau selalu menorehkan luka dihatiku (perlahan air matanya jatuh) terkadang aku berfikir kau adalah Daehyun, tapi kau Woohyun... aku... aku merasa tidak berguna, sangat tidak berguna, aku membenci diriku... dan aku membencimu, sangat membencimu...” kata Woori lalu perlahan meletakkan pisaunya di lantai dan terduduk.
Woori terduduk dan menagis sambil menaruh pisau yang di genggamnya. Woohyun mendekat dan memeluknya.
“Daehyun... apa kau benar- benar Seo Daehyun?” ucap Woori.
“Kau benar, aku Daehyun, Seo Daehyun.” jawab Woohyun.
“Kenapa kau pergi dan meninggalkanku sendiri?? Kenapa kau tak mencariku?? Kenapa?? Kenapa??” ucap Woori. (air matanya deras membasah pipinya)
“Aku minta maaf!” jawab Woohyun dengan nada rendah.
(Keduanya terdiam sejenak)
“Apa kau berpikir aku percaya padamu, hah? Aku tak percaya siapapun, terutama kau!” kata Woori lalu mengambil pisau di samping tangan kirinya dan menusukkan tepat di bagian kiri perutnya.
“Woori...!!  Woori... Kang Woori... kenapa kau melakukannya? Siapapun diluar, tolong panggilkan dokter!! WOORI bertahanlah!!” teriak Woohyun.
Dokter langsung mengambil tindakan medis. Woohyun yang khawatir tidak henti-hentinya mondar mandir di depan ruangan, hingga pada akhirnya dokter keluar dari ruangan.
“Kami sudah berusaha sekeras mungkin, tapi sekarang dia masih kritis, hanya keajaiban yang bisa menolongnya.” jelas Dokter.
“Apa?”
Woohyun masuk dan menagis di depan Woori. Menggenggam tangannya dan duduk di sampingnya.
~Woohyun POV End~
~Woori POV~
“Ayah kaukah itu?? Ibu, kau juga ada disini??” ucap Woori
“Putriku, kau terlihat kotor. Ibu akan bersihkan tubuhmu.” ucap ibunya Woori.
“Baiklah ibu..” jawab Woori.
“Boleh ibu bertanya?” tanya ibunya Woori.
“Tentu!” jawab Woori.
“Apa kau bahagia?” tanya ibu Woori.
“Ya tentu, karena aku terlahir oleh mu, ibu.” jawab ibu Woori.
“Benarkah? Syukurlah kalau begitu... ibu dan ayah selalu berharap kau akan selalu bahagia tanpa kami. Dan tersenyumlah untuk orang-orang yang ada disekitarmu, dengan begitu kami akan bisa tenang meninggalkanmu!!” ucap ibu Woori.
“Aku tahu... apa kalian tidak melihatnya... sejak tadi aku sesalu tersenyum.” jawab Woori.
~Woori POV End~
~Woohyun POV~
             Tiga hari telah berlalu, dan wooripun belum juga sadar.
“Woori.. apa kau menginginkan aku pergi? Pergi dan tidak muncul dihadapanmu lagi? Jika itu yang terbaik, baiklah aku akan melakukannya. Aku akan pergi dan tidak akan muncul dihadapanmu lagi.” ucap Woohyun dalam hati.
Melepas genggamannya dan mencoba untuk pergi. Tapi telapak tangan itu sontak menggenggamnya erat seolah tidak membiarkan Woohyun pergi. Suara kecil yang lemah sontak keluar dari mulut woori.
“Jangan pergi! Temani aku disini.” ucap Woori lemah.
(berbalik dan melihat Woori) “Woori.. kau sudah sadar?” ucap Woohyun terkejut.
“Jangan pergi, jangan pergi lagi Daehyun! Aku mohon.” pinta Woori.
“Aku tidak akan pergi, aku akan selalu disisimu jika itu yang kau inginkan. Sudah jangan banyak bicara, kau masih lemah.” ucap Woohyun tegas.
“Tapi, banyak hal yang ingin ku katakan padamu.” kata Woori.
“Tunda sampai kau pulih kembali.” ucap Woohyun.
“Baiklah! Aku mohon jangan pergi.” ucap Woori.
Woohyun tersenyum dan ia tidak pergi dan tetap duduk disampingnya sambil memandanginya.
~Woohyun POV End~
~Author POV~
Kesehatan Woori  telah pulih tapi dia belum diperbolehkan pulang. Hyemi datang dan meminta maaf pada Woori atas kejadian sebelumnya. Woori tersenyum dan berkata bahwa dia telah memaafkan Hyemi, Hyemi terkejut karena melihat Woori tersenyum dan mereka pun berpelukan. “Terima kasih... terima kasih telah menjadi teman yang baik bagiku. Dan aku minta maaf kalau aku sering membuatmu susah.” Ucap Woori. “Kau adalah orang paling menakjubkan dalam hidupku yang pernah ku temui.” Jawab Hyemi.
Setelah Hyemi pulang Woohyun dan Woori berjalan-jalan mengelilingi taman bunga yang ada dirumah sakit dan mereka terhenti disebuah bangku di bawah pohon yang rindang dan duduk disana untuk menghirup udara segar. Kemudian  Woohyun mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
~Author POV End~
~Woohyun POV~
“Apa kau ingat ini?” tanya Woohyun.
“Cincin itu dimana kau menemukannya?” tanya Woori kembali.
“Temanku menemukannya dikolam renang. Dan entah apa yang ku pikirkan saat itu, aku menyimpannya sampai sekarang. Mungkin ini takdir yang telah diberikan pada kita” jawab Woohyun.
“Mungkin...” ucap Woori.
“Dulu aku memberikannya padamu sebagai tanda cintaku. Tapi kau membuangnya. Dan waktu itu di kolam renang aku membuangnya karena kesal padamu lalu memungutnya kembali saat temanku menemukannya.” ucap Woohyun.
“Maafkan aku. Boleh aku bertanya padamu?”  tanya woori.
“Tentu!” jawab Woohyun.
“Aku ingin kau jujur, apa yang kau rasakan saat ini?” tanya Woori.
“Aku seperti orang yang sangat bodoh, mengorbankan waktu tiga tahu yang berharga itu dan membuatmu mederita. Untuk itu aku akan membayar tiga tahun pahit yang telah kau lewati.” jawab Woohyun.
“Benarkah?” tanya  Woori.
“Dan sekarang maukah kau menjadi pendamping hidupku dan menikah dengan ku?” tanya Woohyun sambil menyodongkan cincin yang ia pegang.
(tersenyum kecil) “aku... apa... apa kau serius?” tanya Woori.
“Sangat serius.” jawab Woohyun tegas.
“Aku tidak bisa...” ucap Woori.
“Apa.. tapi kenapa?” tanya Woohyun.
“Aku tidak bisa berpaling darimu dan mencari laki-laki lain.” Jawab woori lalu memberikan jari manisnya dan Woohyun memakaikannya ke jari manis Woori)
”Terima kasih, terima kasih banyak.. aku mencintaimu.. sangat mencintaimu Woori.” Ucap woohyun lalu memeluk Woori.
Mereka berciuman dan melupakan tiga tahu pahit yang telah mereka jalani tanpa cinta itu.
~Woohyun POV End~
~Author POV~
            Setelah lulus kuliah, mereka berdua melangsungkan pernikahan yang sangat dinanti sejak lama. Dan senyum juga tawa Woori telah kembali dan itu sangatlah indah bagi Woohyun. Jika dia tidak ingat dan membuat Woori tidak tersenyum selamanya maka Woohyun tidak akan memaafkan dirinya seumur hidupnya.
............
Cinta...... setiap orang memilikinya. Sepasang kekasih harus bisa melewati bahagia, sedih, marah, putus asa, bahkan perpisahan karena semua itu adalah bagian dari cinta, cinta sejati yang langka. Cinta sejati yang akan membawa mereka menuju kebahagiaan dan perasaan yang sangat berarti, menemukan orang-orang yang peduli. Dan menciptakan senyuman yang sangat indah. Menikah dan menjalani sisa hidup bersama dengan anak-anak yang sangat mereka sayangi sebagai bukti cinta mereka.
~Author POV End~

-=SELESAI=-

TRUE LOVE (PART 2)



True Love






~PART 2~
Sebenarnya Woohyun melihat ketika Woori pingsan tapi dia pura-pura tidak menghiraukannya. Setelah Hyemi memanggilnya, akhirnya dia keluar dari air dan mendekat ke Woori. Woohyun memegang kening Woori untuk pertama kalinya.
“Panasnya tinggi sekali.” ucap Woohyun terkejut.
Dengan muka cemas dan khawatir Woohyun menggendong Woori dan mengantarnya ke ruang kesehatan bersama Hyemi.
Setelah dokter memeriksanya dia mengizinkan Woohyun dan Hyemi untuk masuk. Tapi Woori masih belum sadarkan diri. Tak lama Hyemi mengatakan kalau dia harus segera pulang karena ada urusan, dan dia memohon pada Woohyun untuk mengantarnya pulang. Woohyun menunggu Woori tersadar sambil memandangi wajah Woori yang pucat.
~Woori POV End~
~Woohyun POV~
            Kenapa aku mau untuk menjaga dan mengantar pulang gadis menyebalkan ini. Perasaan apa ini? Ho... dia menangis??? Kenapa dia menangis?? (Woori menyebut nama Daehyun dengan pelan). Apa dia mengatakan sesuatu? Dia bilang Daehyun? Siapa Daehyun? Hemm... gadis ini memiliki sisi lain yang berbeda dari yang ku kenal selama ini.
            Woohyun pun menghapus air mata Woori dan perlahan mulai memegang tangan Woori. “Ah... apa ini?? Kenapa aku memegang tangannya?” ucap Woohyun dalam hati. Saat akan melepas tangannya tiba-tiba Woori semakin menggenggam tangan Woohyun. “Jangan pergi!” ucap Woori. Woohyun terkejut dan bingung, jadi dia membiarkan tangannya di genggam erat oleh Woori. “Apa dia bermimpi?” tanya Woohyun dalam hati. Akhirnya setelah menunggu dengan sabar hingga tertidur sejenak sambil tetap menggenggam erat tangan Woori, Woori-pun tersadar dan membuat Woohyun terbangun. Sontak Woohyun melepas genggamannya dan berdiri. Woohyun memegang kening Woori, dan membuat Woori bingung dengan sikapnya.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Woori bingung.
“Panasmu sudah turun. Ayo kita pulang! Aku akan mengantarmu.” jawab Woohyun.
“Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri. Dan kenapa kau masih disini?” tanya Woori lagi.
“Hyemi pergi karena ada urusan jadi aku yang menggantikannya.” jawab Woohyun.
“Kau tak perlu melakukannya, aku akan pulang sendiri.” ucap Woori.
“Bagaimana mungkin aku meninggalkanmu dengan keadaan seperti ini?” ucap Woohyun.
“Aku baik-baik saja.” jawab Woori.
“Jangan keras kepala dan menurutlah.” ucap Woohyun kesal.
“Sudah ku bilang akan pulang sendiri.” bentak Woori.
Woori beranjak dari tempat tidur. Dan... dia hampir terjatuh karena pusing, sontak Woohyun menangkapnya.
“Kau tak apa? Sudah jangan keras kepala dan ikutlah denganku.” Ucap Woohyun marah.
Woohyun menggandeng Woori menuju mobilnya dan membukakan pintu mobil untuknya. Woohyun merasakan perasaan yang aneh, dan dia merasa pernah memiliki perasaan yang seperti itu sebelumnya. Di tengah perjalanan Woori tertidur dan dia terbangun saat Woohyun menginjak rem mendadak karena dia hampir menabrak seseorang.
“Bisakah kau lebih pelan sedikit?” ucap Woori
“Aku sudah pelan, dia saja menyabrang tanpa melihat-lihat.” jawab Woohyun ketus.
Mereka terdiam sejenak.
“Boleh aku bertanya?” ucap Woohyun.
“.....” tak menjawab
“Apa kau bermimpi dalam pingsanmu tadi?” tanya Woohyun.
“Apa?” tanya Woori kembali.
“Kau tahu, aku tak bisa pergi kemanapun karena kau menggenggam erat tanganku. Dan kau menangis saat itu.” jelas Woohyun.
( Woori menoleh ke Woohyun) “.....” terdiam
“Kenapa memandangku seperti itu? Apa ada yang salah? Dan jika kau tak mau menjawab tak masalah bagiku.” ucap Woohyun.
“Hanya bayangan masalalu yang terlintas.” jawab Woori.
“Benarkah?” tanya Woohyun.
“Sudah sampai, turunkan aku didepan gang saja?” ucap Woori.
“Kenapa hanya disana? Aku akan mengantarmu sampai rumah.” ucap Woohyun.
“Tidak perlu!” jawab Woori.
Woohyun pun menurunkan Woori didepan gang lalu pergi.
~Woohyun POV End~
~Author POV~
Kejadian-kejadian aneh terus mengunjungi Woori, setiap hari semakin dia temukan kemiripan-kemiripan Woohyun dan Daehyun. Woohyun pun terus manggoda Woori hingga membuatnya sangat malu dan kejadian buruk selalu menyelimutinya bahkan setiap hari. Woori semakin sakit hati atas apa yang Woohyun lakukan padanya. Hingga pada akhirnya kejadian terburuk terjadi. Ketika itu jam istirahat di kantin kampus, Woohyun menggunakan pengeras suara untuk mengatakan sesuatu.
~Author POV End~
~Woohyun POV~
“Nama ku adalah SEO WOOHYUN, ah tidak tapi SEO DAEHYUN.”
“Daehyun” kata Woori dengan pelan dan terkejut.
“Kejadian tiga tahun lalu membuat ku tidak mengingat apapun bahkan cintaku. Aku mencintai seorang gadis, gadis yang sangat kucintai. Tapi aku membuatnya menderita, dia hidup dalam kegelapan selama tiga tahun, tanpa senyum, tanpa teman, dan tanpa orang-orang yang menyayanginya, itu membuat hatiku hancur. Saat ku tahu kenyataan ini, aku ingin membayarnya, membayar semuanya. Jadi, maukah kau menikah dengan ku?”
~Woohyun POV End~
~Author POV~
Semua orang terkejut dengan pernyataan Woohyun, semua bertanya-tanya siapa gadis itu. Woohyun mulai melangkahkan kakinya, dia membawa sekuntum mawar merah yang dia ambil di halaman kampus. Dia melangkahkan kakinya menuju Woori, semua gadis yang ia lewati sungguh kecewa karena Woohyun tidak memberikan bunganya pada mereka. Woohyun terus melangkahkan kakinya hingga ia sampai di meja tempat Woori dan Hyemi duduk, dan dia memberikan mawar itu pada Woori “Maukah kau menikah denganku, Woori?” tanya Woohyun. Semua orang terkejut dan heran karena seorang Woohyun yang selama ini sangat membenci dan selalu mengganggu Woori itu sekarang malah melamar Woori. Air mata yang menggenangi mata Woori tak terbendung lagi dan air mata itu menetes deras, Hyemi yang duduk di samping Woori berbisik untuk jangan menerima bunga dari Woohyun, tapi Woori telah tersentuh dan mengira itu memang benar-benar Daehyun, Woori mengambil bunganya. Tak lama kemudian Woohyun mengambil bunganya kembali.
~Author POV End~
~Woori POV~
“Oh... aku benar-benar terkejut. Apa kalian melihatnya, gadis misterius ini menangis. Masa lalu yang kelam membuatnya menjadi seperti ini, sungguh menyedihkan. Jadi, seperti itu masa lalumu? Tapi hal seperti ini tidak akan terjadi padamu, karena orang yang bernama Daehyun dan yang mirip dengan ku itu telah mati, dia tak akan kembali. Kau tahu itu kan?” ucap Woohyun.
“Bagaimana... Bagaimana kau tau hal ini?” tanya Woori.
“Kenapa kau ingin tahu? Yang memberitahuku adalah orang yang paling kau percaya, dia yang memberi tahuku semuanya tentang dirimu dan masa lalumu itu.” jawab Woohyun.
Woori sontak melayangkan telapak tangannya dan memukul Woohyun di depan semua orang. Lalu dia berlari sekencang mungkin sambil menangis, hingga dia tidak mengikuti mata kuliah selanjutnya. Hyemi yang menjadi tersangka, sangat menyesali perbuatannya, termakan rayuan Woohyun dan mengatakan semuanya. Hyemi mencoba menelpon Woori, tapi dia tidak mengangkat.
~Woori POV End~
~Author POV~
            Malam hari undangan datang kerumah Woohyun dan Woori. Ternyata itu adalah undangan reuni sekolah SMU Woori yang akan diadakan besok disekolah menggunakan seragam sekolah. Tapi Woohyun bingung kenapa undangan reuni itu datang ke rumah Woohyun.
~Author POV End~
~Woohyun POV~
“Oppa ada undangan untuk mu.” tanya Jihyun adik Woohyun.
“Apa ini, apa ini tidak salah alamat, bukan Woohyun bukan Daehyun.” jawab Woohyun.
“Sudah datang saja besok, kau mungkin akan tahu besok. Tunngu saja.” jawab Jihyun.
Woohyun masuk ke kamarnya.
“Apa ini, Daehyun? Kenapa nama itu lagi. Sesuatu seperti ini aku harus menyelidikinya. Haaahh... ada apa denganku? sebenarnya aku kasihan melihat dia seperti itu. Masa lalunya benar-benar buruk, orang yang dia cintai, ayahnya lalu ibunya, dan dia menjadi seperti itu, dasar bodoh...” ucap Woohyun sendirian dan bingung.
~Woohyun POV End~
~Woori POV~
“Haruskah aku datang? Ini begitu menyakitkan, aku takut...”
~Woori POV End~
~Author POV~
Hari itupun tiba, Woohyun menyiapkan dirinya. Begitupun dengan Woori. Woori tiba di depan gerbang dan ia bertemu teman lamanya.
~Autor POV End~
~Woori POV~
“Kau tidak masuk?”
“Ah... tidak, aku harus bekerja jadi aku tidak bisa datang.”
Woori langsung bergegas ke tempat ia bekerja. Woohyun pun datang dan duduk berbincang dengan yang lain. Seseorang yang bertemu Woori itu beranjak dan bergabung dengan Woohyun.
~Woori POV End~
~Woohyun POV~
“Daehyun, kenapa kau tidak bersama Woori?” tanya teman lama Woohyun.
“Woori?? Woori siapa maksudmu? Dan kenapa kau memanggilku Daehyun, nama ku Woohyun!” tanya Woohyun kembali.
“Kang Woori, apa kalian tidak bersama lagi sejak kecelakaan itu?” tanya teman Woohyun.
“Sebenarnya apa maksudmu?” tanya Woohyun bingung.
“Kang Woori.. Apa kau benar-benar tidak tahu? Kau dan Woori adalah pasangan yang sangat romantis, bahkan seperti pasangan sejati yang tak terpisahkan, semua orang tahu disini. Dan kalian membuat semua pasangan di sekolah ini iri. Tapi sejak kecelakaan itu kalian terpisah bahkan mungkin Woori menganggapmu sudah meninggal. Beberapa minggu kemudian aku mendengar berita bahwa ayahnya meninggal dan beberapa bulan kemuadian ibunya juga meninggal, dia sangat terpuruk bahkan tak pernah tersenyum lagi. Aku sangat kasihan padanya. Kau tahu tadi aku bertemu dengannya di depan gerbang, wajahnya pucat, dia bilang akan bekerja dan dia masih sama seperti yang dulu tanpa senyum padahal tiga tahun sudah beralu. Haah... aku dulu pernah suka padanya, kalau saja dulu dia tidak bersamamu dan tidak pindah, mungkin aku yang mendampinginya dan akan membahagiakannya.” jelas teman Woohyun.
“Aku benar-benar tidak mengerti apa maksudmu.” jawab Woohyun bingung.
“Jadi kau benar-benar tidak ingat? Gadis yang selalu tersenyum dengan indah itu harus kehilangan semua kebahagiaannya, kasihan sekali.” ucap teman Daehyun.
“Cukup hentikan semuanya!!!” teriak Woohyun.
“Biar bagaimanapun, dia seperti ini karena mu juga kan. Sekeras apapun kau menyangkalnya, takdir tak akan berubah. Tapi dia cukup kuat menghadapi semua kenyataan ini. Dia tidak bunuh diri, itu sudah bagus. Kalau aku mungkin tidak akan sanggup menghadapi kenyataan seperti ini.” ucap teman woohyun.
Daehyun beranjak dari sofa yang dia duduki dan berjalan keluar sambil memikirkan kenyataan yang baru ia terima.
”HENTIKAN KU BILANG. Aku bukan Daehyun tapi aku Woohyun!!” bentak Woohyun.
~Woohyun POV End~
~Author POV~
Ditengah perjalanannya menuju pintu masuk tiba-tiba Daehyun pingsan. “Arhg kepala ku” teriaknya. Teman-temannya langsung membawanya ke ruang kesehatan. Dan dia mengingat segalanya.
~Author POV End~
~Woohyun POV~
DaeHyun.. DaeHyun.. DaeHyun.. DaeHyun.. DaeHyun.., aku mencintaimu DaeHyun..
Woori kaukah itu, Woori... Woori aku minta maaf.. harusnya aku mengenalimu lebih awal. Harusnya aku ingat lebih awal. Kau pasti terluka... sangat terluka... harusnya aku tak melakukan itu padamu... aku ingat... aku ingat sekarang... aku ingat semua tentang dirimu... tapi sudah terlambat... apa sudah terlambat???? Katakan padaku?????  WWOORRII!!!!