My
Love, My Kiss,
My
Heart (First Kiss)
Author:
Syamsiah Chandrawati a.k.a Song Nana
Main
cast : Lee Yoonji dan Park Daewoon
Other
cast : Lee Yoonhee, Shin Hyebin, Shin Hyobin, Kim Minjung, Oh Nami.
~PART 3~
Benarkah
ini?? 6 kali...??? Aku memimpikannya sudah 6 kali, bermimpi tentang Daewoon.
Astaga apa aku sudah gila sekarang? Bagaimana bisa aku memimpikannya sebanyak
enam kali.
Pertama
kali, aku seperti sudah menikah dengannya dan duduk berdua sambil ngobrol.
Kedua, aku bermimpi melakukan hubungan suami istri dengannya. Ketiga, aku
sedang menyusui seorang bayi di kamarnya, lalu dia datang dan kami berciuman.
Keempat, aku bermimpi sedang duduk-duduk dengannya dan aku bersandar di
bahunya. Kelima, aku bermimpi berbonceng dengan sepeda motor dengannya.
Terakhir, lagi-lagi aku bermimpi melakukan hubungan suami istri dengannya.
Astaga mimpi-mimpi ini membuatku frustasi. Apa dia juga mengalami hal yang sama
denganku? Tapi apa itu mungkin? Lalu kenapa aku mengalaminya??? Aku tidak
mengerti. Aku berharap, tidak ada lagi mimpi yang ketujuh.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sekarang aku telah lulus sekolah. Aku meminta untuk
kuliah, tapi sepertinya ibuku tidak tega jika harus berpisah dan melihat putrinya hidup sendiri di luar
sana. Aku mencoba bicara sekali lagi pada mereka, tapi mereka hanya menjawab
akan memikarkannya. Aku pun pergi mencari tahu tentang universitas dengan
fakultas kesehatan yang sesuai denganku.
Aku tiba di rumah setelah puas
mencari tahu. Tiba-tiba ibu memanggil dan mendudukkan aku.
“Yoonji..”
ucap umma.
“Ne,
umma?” jawab.
“Kami
telah setuju untuk melepasmu kuliah.” Ucap appa.
“Jinjja?”
tanyaku terkejut.
“Apakah
appa tidak bohong? Tapi, kenapa secepat itu memberikan persetujuan?” tanyaku.
“Tadi,
Daewoon datang untuk mencarimu. Karena kau tiak ada dia berbicara pada ibumu,
dan dia meyakinkan ibumu untuk bisa melepasmu kuliah.” Jelas appa.
“Daewoon??”
ucapku bingung.
“Ne,
dia yang membantuku untuk lebih ikhlas.” Ucap ibu.
“Mmm...
baiklah, aku mau masuk kamar dulu.” Ucapku.
Akupun
masuk ke kamar. Kemudian menelpon Daewoon.
“Yoboseo!!”
ucap Daewoon.
“Mmm...
apa kau tadi mencariku?” tanyaku.
“Ne,
tapi aku tidak jadi mengatakannya.” Ucap Daewoon.
“Gomawo.”
Ucapku.
“Kenapa
berterima kasih padaku? Aku tidak lakukan apapun.” Tanya Daewoon
“Terima
kasih telah membujuk ibuku.” Ucapku.
“Tak
perlu berterima kasih. Aku hanya menjelaskan sebagaimana mestinya seorang ibu
harus bersikap pada anaknya.” Jelasnya.
“Tetap
saja kau telah melakukan hal yang besar.” Ucapku dengan nada tangis.
“Kau
menangis??? Hei, sudahlah tidak usah menangis. Aku tidak melakukan hal yang
besar. Kau jangan menangis.” Ucap Daewoon.
“Mianhe...
apapun yang kau katakan. Gomawo.” Ucapku.
“Oke...
kalau begitu hapus air matamu dan berbahagialah.” Ucapnya.
Aku
menutup teleponku.
Setelah mendapat izin dari orang tua
akhirnya aku bisa kuliah perawat. Semua ini berkat Daewoon. Dia selalu tahu
jika aku membutuhkan bantuannya. Akupun menjalani hari-hari kuliah dengan
serius. Aku akan buktikan bahwa aku bisa mandiri.
Tak kusangka, apa yang diatakan oelh
Nami-eonni itu benar, dan tidak ada yang meleset satupun. Lalu setelah ini
apalagi? Setelah semua perkataannya terbukti barulah aku mengakui
kehebattannya. Tapi mau sampai kapan waktu yang akan membuktikannya?
-=2 Tahun
Kemudian=-
Ketika aku pulang dan liburan di
kampung halaman. Beberapa ahri keudian aku bertemu dengan Daewoon, kebetulan
dia sedang libur. Sekarang dia bekerja di perusahaan Honda.
“Bagaimana
kabarmu?” tanaya Daewoon.
“Aku
baik-baik saja. Bagaimana denganmu?” tanyaku.
“Aku
juga baik-baik saja.” Jawabnya.
“Bagaimana
pekerjaanmu?” tanyaku.
“Menyenangkan.
Bagaimana kuliahmu?” tanyanya.
“Baik-baik
saja. Jika tak ada kau mungkin tidak akan bisa seperti ini.” Jawabku.
“Sudahlah
jangan mengingat itu lagi.” Ucap Daewoon.
Kami
tersenyum dan saling terdiam malu. Tiba-tiba Daewoon menyodorkan sesuatu.
“Apa
ini?” tanyaku.
“Buka
saja!” ucapnya.
Aku
membuka sebuah kado kecil bersampul ungu dan diatasnya ada sebuah pita menghisi
kotak tersebut. Setelah aku membukanya, aku terkejut. Ternya isinya adalah sebuah
kotak cincin. Aku membuka kotak cincin tersebut.
“Menikahlah
denganku.” Ucapnya.
“Mwo?”
ucapku sambil menoleh ke arahnya.
Entah
kenapa aku tak bisa menolaknya. Meskipun ini terlalu tiba-tiba tapi aku sudah
lama mengenalnya. Ia juga telah bebuat sesuatu yang besar untukku. Untuk itu
sepertinya aku tidak bisa menolaknya, dan sebenarnya aku masih mencintainya.
Aku dan Daewoon pun melakukan
lamaran selagi aku masih liburan, tapi aku melanjutkan lagi kuliahku. Setelah
aku mendapatkan pekerjaan barulah aku akan menikah dengan Daewoon. Dia telah
berjanji padaku, tidak akan berpaling dariku. Dan dia telah menjelaskan kenapa
dua tahun lalu dia berboncengan dengan Eunji ketika pulanga sekolah. Dengan
semua ini dia juga telah mengambil cintaku. Dia telah membuatku luluh padanya.
Sekarang cintaku juga telah dia dapatkan, “My Love”.
-=4 Tahun
Kemudian=-
Sekarang
aku sudah lulus dan telah bekerja di Rumah Sakit Internasional Seoul selama dua
tahun ini. Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang selalu kuimpikan. Sekarang pun
aku telah menjadi Nyonya Daewoon. Dia telah menunggu selama 3 tahun setelah
melamarku, kemudian diapun menikahiku. Aku memiliki seorang anak hasil buah
cintaku dengannya. Anak perempuan kami bernama Park Yoonmi . Aku menyadari
bahwa tidak semua perjodohan itu buruk. Dan aku telah membuktikan semua
perkataan Nami-eonni benar. Aku telah menyampaikan itu kepada Nami-eonni. Sekarang
Daewoon juga telah memiliki hatiku sepenuhnya. Pertama My Kiss, kedua My Love,
dan sekarang My Heart. Dia telah mengambil semuanya, “My Love, My Kiss, My
Heart.”.
Sepertinya
kebahagiaan telah menyelimuti diriku. Kebencian yang dulu ada dalam hatiku
sekarang telah menjadi cinta. Dari suka, kemudian sayang, dan sekarng cinta.
Sekalipun aku pernah menyukai orang lain, tapi itu cuma sebatas suka, entah
kenapa semuanya tidak sampai pada cinta. Hyobin-oppa juga begitu, aku hanya
sebatas sayang, bukan cinta. Tapi Daewoon bukan suka maupun sayang, tapi cinta.
Keenam
mimpi yang telah menghampiriku, kini aku telas menemukan jawabannya. Waktu
telah membuktikan bahwa keenam mimpi tersebut adalah petunjuk dari sang
pencipta. Duduk berdua seperti telah menikah, melakukan hubungan suami istri,
menyusui seorang bayi dan berciuman dengannya di kamar Daewoon, duduk di depan
rumah sambil menyandarkan kepalaku di bahunya, berboncengan dengannya
menggunakan sepeda motor, dan melakukan hubungan suami istri dengannya, semua
itu telah ku lakukan sekarang. Semuanya telah terjadi. Waktu telah
membuktiknnya padaku.
Bulan depan Hyebin-eonni akan menikah
dengan seorang pria bernama Lee Ha
Jong yang tak lain adalah kakak sepupuku. Nami-eonni telah menikah tiga tahu
lalu dan sekarang dia telah memiliki dua orang anak perempuan, yang pertama
berusia 2,5 tahun dan yang kecil berusia 5 bulan. Adikku Yoonhee, dia telah
bertungangan dengan seorang pria bernama Kim Ki Joon. Dia adalah dokter yang
baru lulus dan dia bekerja di Rumah Sakit tempat Yoonhee magang dulu, disanalah
mereka bertemu. Yoonhee mengikuti jejakku bersekolah di kesehatan, tapi dia
mengambil jurusan kedokteran. Saat kuliah dia juga mengikuti jejakku dengan
bekerja paruh waktu untuk membantu orang tua kami. Kim Minjoong-eonni sekarang
telah menjadi dosen di salah satu universitas Korea dia telah menikah tahun lalu
tapi belum memiliki seorang anak sampai saat ini.
~~~~~~~~~
Pernikahan Hyebin-eonni dan Ha Jong-oppa
seperti acara reoni bagi kami. Aku pergi bersama Daewoon dan putriku, Yoonmi.
Nami-eonni pergi bersama suaminya Yoon Jaesuk dan kedua putrinya Yoon Jaehee dan
Yoon Nari. Minjung-eonni pergi bersama suaminya bernama Kang Sungjong. Yoonhee
pun tak mau kalah, dia pergi bersama tunangannya dokter Kim Ki Joon. Park Sora
adik Daewoon juga pergi bersama pacarnya Moon Maru.
Kami tidak pernah menyangkan bahwa kami
juga akan jadi tua dan menikah dengan seseorang yang dicintai. Dan bertemu lagi
dalam keadaan telah bersuami dan memiliki anak. Kami rindu masa-masa remaja
kami yang telah kami lewati bersama, penuh suka, duka, cemburu, marah, dan
tangis. Aku menyadari kemanapun kami berlari bila kami memang benar-benar jodoh
maka akan bertemu kembali. Thank You God.
Perjodohan bukanlah sesuatu yang harus
disesali di masa depan. Tapi dia sebagai petunjuk untuk masa depan. Bila dia
benar-benar jodoh maka sekalipun terpisah jauh, maka akan kembali lagi.
Janganlah terlalu membenci maupun menyukai. Ketika kita terlalu membenci
seseorang, kita akan menyukai orang tersebut. Sebaliknya, jika kita terlalu
menyukai seseorang, maka kita bisa membenci orang tersebut. Berikanlah “Your Love,
Your Kiss, dan Your Heart kepada seseorang yang benar-benar kau cintai. Seperti
yang telah ku lakukan. “My Love, My Kiss, My Heart.”
-=TAMAT=-
Cerita ini adalah kisah nyata seseorang yang
diberikan sedikit rekayasa.
Khamsahamnida telah membaca cerita ini. :-D