Lost In Love
Author : Syamsiah Chandrawati a.k.a Song Nana
Main Cast : Seo Joohyun, Cho Kyuhyun
Other Cast : Seo Sulli, Im Yoon Ah, Cho Minho, Hwang
Mi young.
CHAPTER 4
~Sulli POV~
Staf tersebut pergi, dan Sulli
mulai mendapatkan bimbingan dari Minho. Sulli merasa sangat senang akhirnya dia
bisa bekerja juga. Dan tiba-tiba dia teringat eonni-nya yang setiap hari harus
bekerja sangat keras, dan dia baru saja merasakan sulitnya bekerja.
Sepulang
kerja Sulli menelpon eonninya karena dia merasa sangat merindukan eonninya. Dia
berhenti sejenak di samping pintu keluar, dan mengeluarkan ponsel-nya. Dia
mencari nomor eonninya di buku telepon di ponselnya. Sejenak dia menunggu
hingga ia tersambung dengan eonninya.
“Eonni!!” ucap Sulli di telepon setelah kakaknya
mengengkat telepon.
“Wae geurae?” tanya Seohyun.
“Eonni, bogoshippoeo!” ucap Sulli.
“Yang benar saja, kau hanya bepisah denganku sejak
tadi pagi. Ada memenagnya? Apa kau mau minta sesuatu?” tanya Seohyun curiga.
“Ania, aku hanya merindukanmu. Apa tidak boleh aku
merindukanmu?” tanya Sulli cemberut.
“Bukannya begitu, biasanya kalau kau bersikap manja
padaku kau ingin minta sesuatu.” Jawab Seohyun.
“Eonni, kau ada di rumah sekarang?” tanya Sulli.
“Ne, wae?” tanya Seohyun.
“Apa kau sudah makan?” tanya Sulli.
“Ani.” Jawab Seohyun.
“Aku akan belikan makanan, jadi jangan pergi hingga
aku kembali.” Ucap Sulli.
“Geurae, aku tidak akan pergi.” Ucap Seohyun.
“Ok, tunggu aku!” ucap Sulli kemudian memutus
teleponnya.
Saat
dia akan beranjak dari tempat ia berpijak tiba-tiba seseorang menepuk bahunya
dari belakang.
“Nona Seo, kau belum pulang?” ucapnya lembut. Akupun
berbalik untuk melihat siapa yang telah mengejutkanku. Aku yang terkejut
melihatnya langsung membungkukkan kepala dan memberi salam padanya.
“Manager-nim.” Ucapku gelagapan karena terkejut.
“Mianhe jika aku mengejutkanmu hingga kau terlihat
pucat seperti itu.” Ucap Minho lembut dengan senyuman yang damai.
“A.. a-ni meneger-nim.” Ucap Sulli terbata.
“Ini sudah bukan jam kerja, panggil aku Minho-ssi
saja.” Ucap Minho tiba-tiba.
“Apa tidak apa-apa?” tanya Sulli was-was.
“Tidak masalah.” Ucap Minho.
“Minho-ssi.” Ucap Sulli malu.
“Nah.. begitu lebih baik.” Ucap Minho dengan tenang.
“Ah.. kalau begitu aku pulang dulu, eonni-ku sudah
menunggu, Minho-ssi.” Pangkas Sulli.
“Baiklah, hati-hati kalau begitu.” Ucap Minho dengan
senyum menghiasi bibirnya.
“Ne!” Ucap Sulli denagn membalas senyuman Minho.
Sulli
membungkukkan kepalanya dan pergi dari hadapan Minho. Namun Minho masih terpaku
melihat kepergian Sulli, dia memandangi Sulli hingga Sulli menaiki taxi yang
berhenti didepan Sulli.
~Sulli POV End~
~Minho POV~
“Sepertinya aku pernah melihat gadis itu. Tapi di
mana?” ucap Minho lirih sambil memandang kepergian Sulli.
“Wajah lugunya, mata indahnya, sepertinya aku sudah
pernah bertemu dengannya. Tapi aku tidak ingat lagi dimana dan kapan.”
Lanjutnya.
“Hahh sudahlah, suatu saat aku pasti mengigatnya.”
Ucap Minho kemudian beranjak dari pijakannya.
~Minho POV End~
~Seohyun POV~
“Kenapa lama sekali, dia bilang kan makan denganku.”
Dengus Seohyun.
“Apa dia membeli makanan di luar kota???” lanjutnya
kesal sambil merapikan bunga di hadapannya.
Tiba-tiba seseorang datang dari balik pintu masuk
tokonya.
“Eonni, kenapa ada banyak bunga disini?” tanya Sulli
terkejut dan heran.
“Aku akan menjual bunga-bunga ini.” Jawab Seohyun
tersenyum.
“Lalu kau kemanakan barang-barang di gudang ini?”
tanya Sulli yang perlahan berjalan mendekati kakaknya.
“Aku memindahkan semuanya di gudang belakang?” jawab
Seohyun tenang.
“Kenapa tiba-tiba kau membuka toko bunga? Kau dapat
uang dari mana?” tanya Sulli curiga.
Seohyun berhenti merapikan bunganya dan berbalik
menatap tajam adiknya.
“Aku dapatkan uang pertamaku dari pekerjaan baruku
semalam. Dan aku membeli semua perabotan dan bunga-bunga yang ku butuhkan.”
Jelas Seohyun.
“Kenapa tiba-tiba ingin membuka toko bunga?” tanya
Sulli.
“Aku sudah lama merencanakannya. Dan aku ingin
meneruskan keinginan eomma.” Jelas Seohyun.
“Terserah eonni kalau begitu. Ayo makan! Aku sudah
belikan makanan.” Putus Sulli.
“Apa kau marah karena aku tidak membicarakannya dulu
denganmu?” tanya Seohyun sedikit merasa bersalah.
“Tidak, kau berhak atas uang yang telah kau peroleh.
Jalankan saja semua rencana yang sudah eonni rencanakan. Aku tidak masalah.”
timpal Sulli.
“Baiklah kalau begitu, ayo makan. Aku sudah siapkan
peralatan makan.” Ucap Seohyun yang kemudian meninggalkan toko bunganya untuk
makan bersama sang adik.
Mereka menuju meja makan yang telah penuh dengan
peralatan makan. Sulli mengeluarkan makanan yang ia beli, dan mengambilkan
untuk kakaknya. Suara sendok dan sumpit pun berdenting nyaring menghiasi acara
makan mereka.
“Eonni, boleh aku tahu apa pekerjaan barumu? Tanya
Sulli penasaran.
“Kau tidak perlu tahu itu. Makan saja makananmu.”
Jawab Seohyun.
Seohyun beranjak menaruh piring kotornya ke bak cuci
setelah ia selesai makan. Sulli-pun mengahampiri kakaknya yang sedang mencuci
piring dengan membawa piring kotor miliknya.
“Eonni, apa kau benar-benar tidak ingin
memberitahuku?” tanya Sulli merayu.
“Ani.” Ucap Seohyun.
“Ya sudah aku tidak akan tanya lagi.” Ucap sulli.
“Baguslah kalau begitu.” Ucap Seohyun.
“Ganti bajumu dan bantu aku di toko.” Ucap Seohyun.
“Baiklah!!!” ucap Sulli pasrah.
Seohyun bergegas ke toko yang masih ia rapikan.
Bunga-bunga indah berdiri rapi di depan pintu masuk, dan bunga-bunga lain juga
tertata rapih di rak yang berada di samping-samping toko. Seohyun memasuki
tokonya dengan perasaan gembira bahkan dia masih berdiri di garis pintu masuk
memandangi bunga-bunga indah di hadapannya. “Kring-Kring.” Suara nada dering
dari ponselnya menyadarkannya. Ia mengambil ponselnya dan mengangkat telepon
yang ia dapatkan. Beberapa saat kemudian dia melihat Sulli keluar dan menuju
tempatnya, dia buru-buru menutup teleponnya karena ia tak ingin Sulli tahu apa
yang ia bicarakan.
“Eonni, kenapa masih berdiri di pintu?” tanya Sulli
yang berjalan mendekatinya.
“Aku baru saja menerima telepon.” Jawab Seohyun
panik.
Mereka berjalan memasuki toko bunganya dan mulai
mengambil peralatan dan merapikan bunga-bunga yang masih ada di lantai.
“Kapan eonni akan membuka toko ini?” tanya Sulli
dengan nada sedih.
“Besok, dan aku telah mencari dua pegawai untuk itu.
Tapi kenapa nadamu sedih begitu?” tanya Seohyun bingung.
“Aku hanya teringat ibu.” Ucap Sulli perlahan
menitihkan air matanya.
“Sudahlah, jangan bersedih begitu.” Ucap Seohyun.
“Aku tahu, tapi mereka tiada karena menyelamatkanku
dan terlambat ketika mereka akan menyelamatkan diri mereka.” Ucap Sulli dengan
air mata yang telah membanjiri pipinya.
Seohyun menaruh kaos tangan yang di pakainya dan
pergi menghampiri Sulli.
“Jangan salahkan dirimu terus, itu adalah
kecelakaan.” Ucap Seohyun menenangkan adiknya dan menghapus air mata yang membanjiri
pipi Sulli.
“Eonni....!” ucap Sulli yang langsung mendekap
Seohyun sambil menangis. Seohyun hanya bisa menepuk-nepuk punggung Sulli untuk
menenangkannya.
Mereka kembali mengerjakan pekerjaannya ketika itu
dan baru masuk rumah ketika semua sudah tertata rapih.
~Seohyun POV End~
~Author POV~
-=Pagi
hari=-
Sulli
telah berangkat kerja, dan Seohyun-pun membuka tokonya. Dengan senyum meruap di
wajahnya dia menatap semua bunga di hadapannya, tak lama kemudian dua
pegawainya datang dan menyadarkan Seohyun dari lamunannya. Seohyun mulai
mem-brieving mereka. Dia berlaku
layaknya seorang pengusaha sukses yang telah ia pelajari dari ayahnya.
-=Siang
hari=-
Siang hari dia pergi ke suatu
tempat untuk memenuhi janjinya kepada seseorang yang telah menelponnya kemarin.
Ternyata dia pergi ke balai penyalur tenaga kerja. Staf di sana memberi tahu
pada Seohyun bahwa ada pekerjaan yang telah ia pesan tempo hari. Seohyun
memesan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga, untuk itu dia mencari karyawan
untuk toko barunya dan meminta tolong pada Yuri saudara sepupunya yang bisa dia
percaya untuk menjaga tokonya selama Seohyun harus bekerja sebelumnya.
-Flash Back On-
-At Yuri’s House-
“Kenapa tiba-tiba ingin bertemu? Apa kau
merindukanku?” tanya Yuri menggoda.
“Ah kau ini. Kau tahu aku saannggaatt merindukanmu.”
Balas Seohyun dengan nada manja.
“Jinnjayo??” tanya Yuri dengan nada manja pula
sambil mengepalkan tangannya dan mengedi-ngedipkan matanya.
“Sudahlah! Aku datang karena ingin minta tolong
padamu.” Ucap Seohyun.
“Apa yang bisa ku bantu untuk adik sepupuku ini?”
tanya Yuri menggoda.
“Aku ingin kau menjaga toko baru yang akan ku buka.”
Ucap seohyun to the point.
“Kau jadi juga akan membuka toko bunga? Lalu kau
sendiri, apa yang akan kau lakukan?” tanya Yuri bingung.
“Aku akan mengerjakan pekerjaan lain.” Ucap Seohyun.
“Pekerjaan apa itu?” tanya Yuri penasaran.
“Baru saja aku mengunjungi balai penyalur tenaga
kerja. Aku akan menjadi pembantu rumah tangga.” jelas Seohyun.
“Kenapa kau harus menjai pembantu juga?” ucap Yuri terkejut.
“Eonni, kau tenang saja. Aku hanya akan menjadi
pembantu rumah tangga pagi hingga siang hari, lalu siang hari aku pulang dan
bisa menjaga toko bersamamu.” Jelas Seohyun.
“Lalu malam hari, apa kau juga akan pergi bekerja di
Club malam?” tanya Yuri.
“Itu yang aku pikirkan, aku ingin berhenti, maka
dari itu aku harus mencari pekerjaan lain.” Jawab Seohyun tertunduk.
“Sebenarnya aku kurang setuju, tapi jika itu maumu
aku akan membantu. Bukankan kau berjanji pada Sulli akan berhenti bekerja di
Club Malam setelah Sulli dapatkan pekerjaan?” ucap Yuri pasrah.
“Itu benar, sebenarnya aku juga dapatkan pekerjaan
yang lain juga.” Ucap Seohyun.
“Pekerjaan macam apa?” tanya Yuri.
“Menjadi pacar sewaan selama 3 bulan. Dan aku
berfikir akan berhenti kerja di Club Malam.” Jelas Seohyun.
“Menjadi pacar Sewaan?” tanya Yuri mendengus.
“Kau ini, menjadi pacar sewaan, membuka toko bunga,
menjadi pembantu rumah tangga. Lalu apa lagi pekerjaan yang akan kau ambil. Aku
tidak bisa bayangkan jika aku menjadi dirimu.” Lanjut Yuri sambil
menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Eonni!!” ucap Seohyun dengan nada panjang dan
mengkerucutkan bibirnya.
“Kau yakin dengan semua itu? Jika kau ingin batalkan
niatmu, batalkan saja sebelum semuanya terjadi.” saran Yuri.
“Aku yakin. Jadi tolong semangati aku.” Pinta
Seohyun.
“Baiklah kalau begitu, aku harap kau bisa menjaga
dirimu.” Nasihat Yuri.
“Tentu, dan gomawo!” ucap Seohyun dengan senyum
lebar menghiasi bibirnya.
Seohyun bergegas pulang setelah semua yang ada dalam
pikirannya tersampaikan.
-Flash Back Off-
~Author POV~
Setelah
menerima alamat dari staf di balai penyalur tenaga kerja, ia kemudian pergi
untuk menemukan alamat tersebut meskipun besok dia baru bekerja. Setelah
menemukan alamatnya dia berhenti sebentar di depan pintu apartment yang menjadi
tempat ia akan bekerja, barulah kemudian dia beranjak pergi. Dia kembali ke
tokonya dan menjaga toko dengan sepupunya Yuri.
-=Pagi
Hari=-
Setelah
Seohyun membuka tokonya, dan para pegawainya juga Yuri datang diapun pergi ke
tempat kerja barunya. Dia berjalan dengan cepat ketika telah sampai di
apartment majikannya. Dia-pun memencet Bell ruangan tersebut ketika sampai di
depan tempat tujuannya. Seorang lelaki membuka pintu, Seohyun menengok ke dalam
apartment-nya. Seohyun terkejut ketika tahu lelaki yang membukakan pintunya
keluar dari balik pintu.
“Kau???” ucap Seohyun sambil menyudutkan alisnya.
“Kau??? Apa kau pembantu barunya. Masuklah, aku
tidak ingin tetangga yang lain melihat kita bertengkar seperti ini.” Ucap
Kyuhyun memaksa.
Seohyun pun menuruti permintaan Kyuhyun.
“Apa kau sengaja ingin mempermalukanku?” hunus
Seohyun marah.
“Apa maksudmu? Pembantuku hamil dan dia meminta
untuk berhenti bekerja.” Elak Kyuhyun.
“Heh..jinjja?” tanya Seohyun tidak percaya.
“Sudahlah, aku tidak ingin bertengkar denganmu. Kau
telah merusak pagiku.” Ucap Kyuhyun.
“Mwo??” ucap Seohyun marah.
“Pelacur, pembantu rumah tangga. Apa kau tidak punya
pekerjaan yang lebih baik?” tanya Kyuhyun.
“Apa kau menghinaku?? Jika mau berangkat kerja,
berangkat saja!” bentak Seohyun.
“Heh.. Aku hanya bertanya. Sudahlah tidak ada
gunanya bertengkar denganmu. Jangan mencuri apapun di rumahku.” Ucap Kyuhyun
mulai marah.
“Aku tidak akan mencuri apapun darimu. Dasar...”
ucap Seohyun kesal.
Kyuhyunpun pergi dan Seohyun mulai mengerjakan pekerjaannya.
To Be Continued......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar