Senin, 05 September 2016

LOST IN LOVE (CHAPTER 4)



Lost In Love



Author             : Syamsiah Chandrawati a.k.a Song Nana
Main Cast        : Seo Joohyun, Cho Kyuhyun
Other Cast       : Seo Sulli, Im Yoon Ah, Cho Minho, Hwang Mi young.


CHAPTER 4
~Sulli POV~
Staf tersebut pergi, dan Sulli mulai mendapatkan bimbingan dari Minho. Sulli merasa sangat senang akhirnya dia bisa bekerja juga. Dan tiba-tiba dia teringat eonni-nya yang setiap hari harus bekerja sangat keras, dan dia baru saja merasakan sulitnya bekerja.
            Sepulang kerja Sulli menelpon eonninya karena dia merasa sangat merindukan eonninya. Dia berhenti sejenak di samping pintu keluar, dan mengeluarkan ponsel-nya. Dia mencari nomor eonninya di buku telepon di ponselnya. Sejenak dia menunggu hingga ia tersambung dengan eonninya.
“Eonni!!” ucap Sulli di telepon setelah kakaknya mengengkat telepon.
“Wae geurae?” tanya Seohyun.
“Eonni, bogoshippoeo!” ucap Sulli.
“Yang benar saja, kau hanya bepisah denganku sejak tadi pagi. Ada memenagnya? Apa kau mau minta sesuatu?” tanya Seohyun curiga.
“Ania, aku hanya merindukanmu. Apa tidak boleh aku merindukanmu?” tanya Sulli cemberut.
“Bukannya begitu, biasanya kalau kau bersikap manja padaku kau ingin minta sesuatu.” Jawab Seohyun.
“Eonni, kau ada di rumah sekarang?” tanya Sulli.
“Ne, wae?” tanya Seohyun.
“Apa kau sudah makan?” tanya Sulli.
“Ani.” Jawab Seohyun.
“Aku akan belikan makanan, jadi jangan pergi hingga aku kembali.” Ucap Sulli.
“Geurae, aku tidak akan pergi.” Ucap Seohyun.
“Ok, tunggu aku!” ucap Sulli kemudian memutus teleponnya.
            Saat dia akan beranjak dari tempat ia berpijak tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dari belakang.
“Nona Seo, kau belum pulang?” ucapnya lembut. Akupun berbalik untuk melihat siapa yang telah mengejutkanku. Aku yang terkejut melihatnya langsung membungkukkan kepala dan memberi salam padanya.
“Manager-nim.” Ucapku gelagapan karena terkejut.
“Mianhe jika aku mengejutkanmu hingga kau terlihat pucat seperti itu.” Ucap Minho lembut dengan senyuman yang damai.
“A.. a-ni meneger-nim.” Ucap Sulli terbata.
“Ini sudah bukan jam kerja, panggil aku Minho-ssi saja.” Ucap Minho tiba-tiba.
“Apa tidak apa-apa?” tanya Sulli was-was.
“Tidak masalah.” Ucap Minho.
“Minho-ssi.” Ucap Sulli malu.
“Nah.. begitu lebih baik.” Ucap Minho dengan tenang.
“Ah.. kalau begitu aku pulang dulu, eonni-ku sudah menunggu, Minho-ssi.” Pangkas Sulli.
“Baiklah, hati-hati kalau begitu.” Ucap Minho dengan senyum menghiasi bibirnya.
“Ne!” Ucap Sulli denagn membalas senyuman Minho.
            Sulli membungkukkan kepalanya dan pergi dari hadapan Minho. Namun Minho masih terpaku melihat kepergian Sulli, dia memandangi Sulli hingga Sulli menaiki taxi yang berhenti didepan Sulli.
~Sulli POV End~
~Minho POV~
“Sepertinya aku pernah melihat gadis itu. Tapi di mana?” ucap Minho lirih sambil memandang kepergian Sulli.
“Wajah lugunya, mata indahnya, sepertinya aku sudah pernah bertemu dengannya. Tapi aku tidak ingat lagi dimana dan kapan.” Lanjutnya.
“Hahh sudahlah, suatu saat aku pasti mengigatnya.” Ucap Minho kemudian beranjak dari pijakannya.
~Minho POV End~
~Seohyun POV~
“Kenapa lama sekali, dia bilang kan makan denganku.” Dengus Seohyun.
“Apa dia membeli makanan di luar kota???” lanjutnya kesal sambil merapikan bunga di hadapannya.
Tiba-tiba seseorang datang dari balik pintu masuk tokonya.
“Eonni, kenapa ada banyak bunga disini?” tanya Sulli terkejut dan heran.
“Aku akan menjual bunga-bunga ini.” Jawab Seohyun tersenyum.
“Lalu kau kemanakan barang-barang di gudang ini?” tanya Sulli yang perlahan berjalan mendekati kakaknya.
“Aku memindahkan semuanya di gudang belakang?” jawab Seohyun tenang.
“Kenapa tiba-tiba kau membuka toko bunga? Kau dapat uang dari mana?” tanya Sulli curiga.
Seohyun berhenti merapikan bunganya dan berbalik menatap tajam adiknya.
“Aku dapatkan uang pertamaku dari pekerjaan baruku semalam. Dan aku membeli semua perabotan dan bunga-bunga yang ku butuhkan.” Jelas Seohyun.
“Kenapa tiba-tiba ingin membuka toko bunga?” tanya Sulli.
“Aku sudah lama merencanakannya. Dan aku ingin meneruskan keinginan eomma.” Jelas Seohyun.
“Terserah eonni kalau begitu. Ayo makan! Aku sudah belikan makanan.” Putus Sulli.
“Apa kau marah karena aku tidak membicarakannya dulu denganmu?” tanya Seohyun sedikit merasa bersalah.
“Tidak, kau berhak atas uang yang telah kau peroleh. Jalankan saja semua rencana yang sudah eonni rencanakan. Aku tidak masalah.” timpal Sulli.
“Baiklah kalau begitu, ayo makan. Aku sudah siapkan peralatan makan.” Ucap Seohyun yang kemudian meninggalkan toko bunganya untuk makan bersama sang adik.
Mereka menuju meja makan yang telah penuh dengan peralatan makan. Sulli mengeluarkan makanan yang ia beli, dan mengambilkan untuk kakaknya. Suara sendok dan sumpit pun berdenting nyaring menghiasi acara makan mereka.
“Eonni, boleh aku tahu apa pekerjaan barumu? Tanya Sulli penasaran.
“Kau tidak perlu tahu itu. Makan saja makananmu.” Jawab Seohyun.
Seohyun beranjak menaruh piring kotornya ke bak cuci setelah ia selesai makan. Sulli-pun mengahampiri kakaknya yang sedang mencuci piring dengan membawa piring kotor miliknya.
“Eonni, apa kau benar-benar tidak ingin memberitahuku?” tanya Sulli merayu.
“Ani.” Ucap Seohyun.
“Ya sudah aku tidak akan tanya lagi.” Ucap sulli.
“Baguslah kalau begitu.” Ucap Seohyun.
“Ganti bajumu dan bantu aku di toko.” Ucap Seohyun.
“Baiklah!!!” ucap Sulli pasrah.
Seohyun bergegas ke toko yang masih ia rapikan. Bunga-bunga indah berdiri rapi di depan pintu masuk, dan bunga-bunga lain juga tertata rapih di rak yang berada di samping-samping toko. Seohyun memasuki tokonya dengan perasaan gembira bahkan dia masih berdiri di garis pintu masuk memandangi bunga-bunga indah di hadapannya. “Kring-Kring.” Suara nada dering dari ponselnya menyadarkannya. Ia mengambil ponselnya dan mengangkat telepon yang ia dapatkan. Beberapa saat kemudian dia melihat Sulli keluar dan menuju tempatnya, dia buru-buru menutup teleponnya karena ia tak ingin Sulli tahu apa yang ia bicarakan.
“Eonni, kenapa masih berdiri di pintu?” tanya Sulli yang berjalan mendekatinya.
“Aku baru saja menerima telepon.” Jawab Seohyun panik.
Mereka berjalan memasuki toko bunganya dan mulai mengambil peralatan dan merapikan bunga-bunga yang masih ada di lantai.
“Kapan eonni akan membuka toko ini?” tanya Sulli dengan nada sedih.
“Besok, dan aku telah mencari dua pegawai untuk itu. Tapi kenapa nadamu sedih begitu?” tanya Seohyun bingung.
“Aku hanya teringat ibu.” Ucap Sulli perlahan menitihkan air matanya.
“Sudahlah, jangan bersedih begitu.” Ucap Seohyun.
“Aku tahu, tapi mereka tiada karena menyelamatkanku dan terlambat ketika mereka akan menyelamatkan diri mereka.” Ucap Sulli dengan air mata yang telah membanjiri pipinya.
Seohyun menaruh kaos tangan yang di pakainya dan pergi menghampiri Sulli.
“Jangan salahkan dirimu terus, itu adalah kecelakaan.” Ucap Seohyun menenangkan adiknya dan menghapus air mata yang membanjiri pipi Sulli.
“Eonni....!” ucap Sulli yang langsung mendekap Seohyun sambil menangis. Seohyun hanya bisa menepuk-nepuk punggung Sulli untuk menenangkannya.
Mereka kembali mengerjakan pekerjaannya ketika itu dan baru masuk rumah ketika semua sudah tertata rapih.
~Seohyun POV End~
~Author POV~
-=Pagi hari=-
            Sulli telah berangkat kerja, dan Seohyun-pun membuka tokonya. Dengan senyum meruap di wajahnya dia menatap semua bunga di hadapannya, tak lama kemudian dua pegawainya datang dan menyadarkan Seohyun dari lamunannya. Seohyun mulai mem-brieving mereka.  Dia berlaku layaknya seorang pengusaha sukses yang telah ia pelajari dari ayahnya.
-=Siang hari=-
Siang hari dia pergi ke suatu tempat untuk memenuhi janjinya kepada seseorang yang telah menelponnya kemarin. Ternyata dia pergi ke balai penyalur tenaga kerja. Staf di sana memberi tahu pada Seohyun bahwa ada pekerjaan yang telah ia pesan tempo hari. Seohyun memesan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga, untuk itu dia mencari karyawan untuk toko barunya dan meminta tolong pada Yuri saudara sepupunya yang bisa dia percaya untuk menjaga tokonya selama Seohyun harus bekerja sebelumnya.
-Flash Back On-
-At Yuri’s House-
“Kenapa tiba-tiba ingin bertemu? Apa kau merindukanku?” tanya Yuri menggoda.
“Ah kau ini. Kau tahu aku saannggaatt merindukanmu.” Balas Seohyun dengan nada manja.
“Jinnjayo??” tanya Yuri dengan nada manja pula sambil mengepalkan tangannya dan mengedi-ngedipkan matanya.
“Sudahlah! Aku datang karena ingin minta tolong padamu.” Ucap Seohyun.
“Apa yang bisa ku bantu untuk adik sepupuku ini?” tanya Yuri menggoda.
“Aku ingin kau menjaga toko baru yang akan ku buka.” Ucap seohyun to the point.
“Kau jadi juga akan membuka toko bunga? Lalu kau sendiri, apa yang akan kau lakukan?” tanya Yuri bingung.
“Aku akan mengerjakan pekerjaan lain.” Ucap Seohyun.
“Pekerjaan apa itu?” tanya Yuri penasaran.
“Baru saja aku mengunjungi balai penyalur tenaga kerja. Aku akan menjadi pembantu rumah tangga.” jelas Seohyun.
“Kenapa kau harus menjai pembantu juga?” ucap Yuri terkejut.
“Eonni, kau tenang saja. Aku hanya akan menjadi pembantu rumah tangga pagi hingga siang hari, lalu siang hari aku pulang dan bisa menjaga toko bersamamu.” Jelas Seohyun.
“Lalu malam hari, apa kau juga akan pergi bekerja di Club malam?” tanya Yuri.
“Itu yang aku pikirkan, aku ingin berhenti, maka dari itu aku harus mencari pekerjaan lain.” Jawab Seohyun tertunduk.
“Sebenarnya aku kurang setuju, tapi jika itu maumu aku akan membantu. Bukankan kau berjanji pada Sulli akan berhenti bekerja di Club Malam setelah Sulli dapatkan pekerjaan?” ucap Yuri pasrah.
“Itu benar, sebenarnya aku juga dapatkan pekerjaan yang lain juga.” Ucap Seohyun.
“Pekerjaan macam apa?” tanya Yuri.
“Menjadi pacar sewaan selama 3 bulan. Dan aku berfikir akan berhenti kerja di Club Malam.” Jelas Seohyun.
“Menjadi pacar Sewaan?” tanya Yuri mendengus.
“Kau ini, menjadi pacar sewaan, membuka toko bunga, menjadi pembantu rumah tangga. Lalu apa lagi pekerjaan yang akan kau ambil. Aku tidak bisa bayangkan jika aku menjadi dirimu.” Lanjut Yuri sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Eonni!!” ucap Seohyun dengan nada panjang dan mengkerucutkan bibirnya.
“Kau yakin dengan semua itu? Jika kau ingin batalkan niatmu, batalkan saja sebelum semuanya terjadi.” saran Yuri.
“Aku yakin. Jadi tolong semangati aku.” Pinta Seohyun.
“Baiklah kalau begitu, aku harap kau bisa menjaga dirimu.” Nasihat Yuri.
“Tentu, dan gomawo!” ucap Seohyun dengan senyum lebar menghiasi bibirnya.
Seohyun bergegas pulang setelah semua yang ada dalam pikirannya tersampaikan.
-Flash Back Off-
~Author POV~
            Setelah menerima alamat dari staf di balai penyalur tenaga kerja, ia kemudian pergi untuk menemukan alamat tersebut meskipun besok dia baru bekerja. Setelah menemukan alamatnya dia berhenti sebentar di depan pintu apartment yang menjadi tempat ia akan bekerja, barulah kemudian dia beranjak pergi. Dia kembali ke tokonya dan menjaga toko dengan sepupunya Yuri.
-=Pagi Hari=-
            Setelah Seohyun membuka tokonya, dan para pegawainya juga Yuri datang diapun pergi ke tempat kerja barunya. Dia berjalan dengan cepat ketika telah sampai di apartment majikannya. Dia-pun memencet Bell ruangan tersebut ketika sampai di depan tempat tujuannya. Seorang lelaki membuka pintu, Seohyun menengok ke dalam apartment-nya. Seohyun terkejut ketika tahu lelaki yang membukakan pintunya keluar dari balik pintu.
“Kau???” ucap Seohyun sambil menyudutkan alisnya.
“Kau??? Apa kau pembantu barunya. Masuklah, aku tidak ingin tetangga yang lain melihat kita bertengkar seperti ini.” Ucap Kyuhyun memaksa.
Seohyun pun menuruti permintaan Kyuhyun.
“Apa kau sengaja ingin mempermalukanku?” hunus Seohyun marah.
“Apa maksudmu? Pembantuku hamil dan dia meminta untuk berhenti bekerja.” Elak Kyuhyun.
“Heh..jinjja?” tanya Seohyun tidak percaya.
“Sudahlah, aku tidak ingin bertengkar denganmu. Kau telah merusak pagiku.” Ucap Kyuhyun.
“Mwo??” ucap Seohyun marah.
“Pelacur, pembantu rumah tangga. Apa kau tidak punya pekerjaan yang lebih baik?” tanya Kyuhyun.
“Apa kau menghinaku?? Jika mau berangkat kerja, berangkat saja!” bentak Seohyun.
“Heh.. Aku hanya bertanya. Sudahlah tidak ada gunanya bertengkar denganmu. Jangan mencuri apapun di rumahku.” Ucap Kyuhyun mulai marah.
“Aku tidak akan mencuri apapun darimu. Dasar...” ucap Seohyun kesal.
Kyuhyunpun pergi dan Seohyun mulai mengerjakan pekerjaannya.


To Be Continued......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar